Begitu kita membangun hubungan yang positif dan sehat dengan tubuh kita, maka tidak ada orang ketiga yang bisa masuk dan memutuskan ikatan itu.
Baca juga: Pakai Gamis Terlihat Gemuk Seperti Ibu-Ibu, Kesha Ratuliu Ungkap Kekesalan Body Shaming di Instagram
5. Melakukan aksi
Kita bisa membantu orang lain dengan mengadvokasi kepositifan tubuh, membangun komunitas untuk orang lain yang pernah mempermalukan tubuh, dan berbagi pengalaman tentang body shaming.
Ikutlah untuk berpartisipasi dalam tren media sosial yang sehat, seperti mengunggah gambar yang tidak menggunakan filter (#nofilter) atau bebas riasan dengan #iwokeuplikethis.
Dorong orang lain di sekitar kita juga untuk melakukan hal yang sama.
6. Mendapatkan bantuan
Mendapatkan body shaming bisa menimbulkan perasaan malu terhadap tubuh yang mungkin memengaruhi kehidupan sehari-hari atau kesehatan mental.
Oleh sebab itu, kita perlu mendapatkan bantuan dengan menghubungi terapis atau dokter untuk membicarakannya.
Ingat, meminta bantuan saat kita sedang menderita bukanlah hal yang memalukan.
Sebab, meminta bantuan bukan berarti kita lemah, melainkan bisa membuat kita lebih kuat dan dapat mengidentifikasi kapan kita membutuhkan bantuan, serta apa yang terbaik untuk kita. (Serambinews.com/Firdha Ustin)
Baca juga berita lainnya
Baca juga: Jurusan Pendidikan Agama Islam Jadi Incaran Mahasiswa Baru, Ini 5 Mata Kuliah Menarik di Prodi PAI
Baca juga: Tak Lolos SPAN PTKIN? Siap-siap Daftar UMPTKIN 2022 Dibuka 25 April, Ini Syarat dan Cara Daftarnya
Baca juga: Ingin Kuliah di UIN Ar-Raniry Banda Aceh Jalur UMPTKIN? Ini 28 Jurusan Lengkap dengan Kuota Diterima
Baca juga: Kasus Korban Begal jadi Tersangka, Pakar Ungkap Polri Tak Bisa Terbitkan SP3 Karena Alasan Bela Diri