"Modus operandi yang dilakukan para pelaku adalah dengan menggunakan aplikasi remote access pada pelaksanaan seleksi dengan Computer Assisted Test (CAT)," ungkap Satya kepada Kompas.com, Selasa (26/4/2022) seperti dikutip dari pemberitannya.
Hal itu membuat pelaku dapat melakukan aksinya dari jarak jauh. Pelaku juga menggunakan sejumlah aplikasi terkait.
"Selain itu, terdapat modus lainnya dengan menggunakan perangkat khusus, yaitu perangkat “micspy” yang disembunyikan dibalik baju peserta," tutur Satya.
Baca juga: 225 Peserta SKD CPNS Curang, Akankah Namanya Diumumkan & Seleksi Diulang Menyeluruh? Ini Jawaban BKN
Baca juga: 14 Peserta CPNS Kemenkumham yang Curang Didiskualifikasi, Pengumuman Hasil SKD Harus Alami Penundaan
BKN mengatakan, untuk ke depan, pihaknya akan mengupayakan langkah-langkah pencegahan yang lebih ketat.
Adapun langkah-langkah yang akan diambil, yaitu:
- Penguatan SOP pengamanan PC di lokasi CAT
- Pemilihan Titik Lokasi CAT yang diperketat kriterianya.
- Pembekalan teknis dan pengamanan IT secara komprehensif kepada petugas.
- Berkoordinasi dan berkolaborasi dengan K/L terkait (BSSN dan BRIN).
- Pendampingan BSSN.
Diberitakan sebelumnya, kecurangan terjadi di beberapa daerah di Indonesia.
Gatot menyebutkan terdapat 10 titik lokasi kecurangan, yaitu wilayah hukum Polda:
- Sulawesi Tengah
- Sulawesi Barat
- Sulawesi Selatan
- Sulawesi Tenggara
- Lampung.
Selain itu ada di wilayah:
- Polrestabes Makassar,
- Polres Tanah Toraja
- Polres Sidrap
- Polres Palopo
- Polres Luwu
- Polres Enrekang.
Dalam penangkapan itu, polisi mengamankan barang bukti, antara lain 43 unit komputer dan laptop, 58 unit handphone, 9 unit flashdisk, serta 1 unit DVR.
Berawal dari aduan masyarakat
Sementara itu, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Tjahjo Kumolo menuturkan, kecurigaan adanya kecurangan berawal dari aduan masyarakat dan orang tua peserta CPNS termasuk melalui media sosial dan temuan Badan Kepegawaian Negara (BKN).
Ada temuan dan hal tersebut, BKN dan Kementerian PANRB berkoordinasi untuk mengungkap jaringan ini.
“Saya datang dan membawa surat kepada Kabareskrim Polri untuk membantu mengusut tuntas jaringan penipuan CPNS dengan berbagai cara. Bareskrim juga membentuk tim serta koordinasi dengan Polda dan Polres seluruh Indonesia,” kata Tjahjo.