Sampai saat ini, kematian cacar monyet hanya dilaporkan di Afrika, di mana versi virus yang lebih berbahaya menyebar, terutama di Nigeria dan Kongo.
Di Afrika, cacar monyet terutama menyebar ke orang-orang dari hewan liar yang terinfeksi seperti hewan pengerat, dalam wabah terbatas yang biasanya tidak melintasi perbatasan.
Namun, di Eropa, Amerika Utara dan di tempat lain, cacar monyet menyebar di antara orang-orang yang tidak memiliki hubungan dengan hewan atau baru-baru ini bepergian ke Afrika.
Baca juga: Wabah Cacar Monyet Jadi Perhatian Dunia, WHO: Seperti Covid-19 dan Polio
Pakar cacar monyet dari WHO, Dr. Rosamund Lewis, mengatakan 99 persen dari semua kasus cacar monyet di luar Afrika terjadi pada laki-laki.
Dari jumlah itu, 98 persen melibatkan laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki.
Para ahli menduga wabah cacar monyet di Eropa dan Amerika Utara menyebar melalui hubungan seks di dua negara, Belgia dan Spanyol.
Michael Head, seorang peneliti senior dalam kesehatan global di Universitas Southampton, mengatakan WHO belum menyatakan cacar monyet sebagai keadaan darurat global.
Dia menjelaskan kondisi tersebut bisa dibilang terpenuhi beberapa minggu yang lalu.
Beberapa ahli mempertanyakan apakah pernyataan seperti itu akan membantu, dengan alasan penyakit ini tidak cukup parah untuk mendapat perhatian.
Atau negara-negara kaya yang memerangi cacar monyet sudah memiliki dana untuk melakukannya.
Apalagi, kebanyakan orang sembuh tanpa memerlukan perhatian medis, meskipun menyakitkan.
“Saya pikir akan lebih baik untuk proaktif dan bereaksi berlebihan terhadap masalah daripada menunggu untuk bereaksi ketika sudah terlambat,” kata Head.
Baca juga: Turki Temukan Kasus Pertama Cacar Monyet, Pasien Langsung Diisolasi
Dia menambahkan deklarasi darurat WHO dapat membantu donor seperti Bank Dunia menyediakan dana untuk menghentikan wabah baik di Barat maupun di Afrika.
Di mana hewan merupakan reservoir alami cacar monyet.(*)