Pilpres 2024

Prabowo Bakal Maju Lagi jadi Calon Presiden 2024, Segera Umumkan Koalisi dengan PKB

Editor: Ansari Hasyim
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menurut rencana deklarasi pencalonan Prabowo sebagai presiden 2024 akan disampaikan dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Gerindra yang digelar 12-13 Agustus 2022.

SERAMBINEWS.COM - Prabowo Subianto kembali santer digadang-gadangkan sebagai capres pada Pemilu 2024.

Menurut rencana deklarasi pencalonan Prabowo sebagai presiden 2024 akan disampaikan dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Gerindra yang digelar 12-13 Agustus 2022.

Dalam momen tersebut, Gerindra akan sekaligus meresmikan koalisinya dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

"Pertemuan dengan pihak PKB kemarin itu juga sudah kesepakatan, akhirnya kemudian rapimnas pencapresan dan pengumuman koalisi akan dilakukan pada tanggal 13 Agustus, hitung-hitungan hari baiknya begitu," kata Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (27/7/2022).

Elektabilitas Prabowo Tembus 30 Persen Hasil Survei Indonesia Polling Stations

VIDEO Prabowo Bersama Rombongan Daftarkan Partai Gerindra Ke KPU

Dasco memastikan, Prabowo telah menyatakan kesediaannya untuk maju sebagai calon presiden di Pilpres 2024.

Hal itu disampaikannya saat menghadiri rapat terbatas jajaran pengurus Gerindra dalam rangka persiapan Rakernas.

"Kami bilang, acara rapimnas akan dirancang seperti apa, itu tergantung dari jawaban Pak Prabowo. Kalau Pak Prabowo menyatakan bersedia, ya, kami harus buat besar-besaran, kan gitu. Karena itu seremoni yang paling penting," kata Dasco dalam wawancara khusus bersama Kompas.id, Jumat (29/7/2022).

"Ketika itu, dia mengatakan, 'Ya, kita akan ikhtiar.' Kalau dia sudah bilang kita ikhtiar, berarti kan bersedia," sambungnya.

Kendati demikian, Dasco memastikan, Rapimnas besok tak akan sekaligus mengumumkan calon wakil presiden (cawapres) buat Prabowo.

Respons Prabowo

Baru-baru ini Prabowo sendiri juga telah menyatakan bahwa dirinya siap maju lagi di Pilpres 2024 jika memang para pendukungnya menghendaki demikian.

“Ya kita lihat hasil Rapimnas. Tapi kalau saya dapat tugas, saya anggap tugas itu tugas yang suci untuk berbakti dan mengabdi pada rakyat,” katanya saat ditemui di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (8/8/2022).

Prabowo mengaku tak bisa menolak jika dalam rapimnas Gerindra semua kader sepakat untuk kembali mengusungnya sebagai capres.

“Tentu harus saya terima dengan baik seandainya nanti dicalonkan,” ucapnya.

Prabowo pun berharap Pemilu 2024 bakal diisi dengan adu program antarpartai politik. Harapannya, program-program yang diusung parpol mengutamakan kesejahteraan rakyat.

“Oleh karena itu Indonesia harus bersatu, bersaing dengan baik dan keras mengadu program,” kata Menteri Pertahanan itu.

Gerindra pun mengeklaim bahwa ketua umumnya itu telah mengantongi izin dari Presiden Jokowi untuk kembali mencalonkan diri di pilpres.

Katanya, Jokowi bertanya langsung pada Prabowo mengenai rencana pencalonannya.

"Ya, Pak Prabowo pernah ditanya (oleh presiden), 'maju enggak?'," kata Dasco dalam wawancara khususnya bersama Kompas.id.

"Dia (Prabowo) bilang, kalau Bapak (Jokowi) mengizinkan. Dan ternyata, kan, diizinkan untuk maju," tuturnya.

Menurut Dasco, restu Jokowi menjadi salah satu pertimbangan bagi Prabowo untuk maju lagi di pilpres.

"Ya sudah, dengan berbagai pertimbangan, akhirnya akan maju," ucapnya.

Namun demikian, diakui Dasco, Prabowo saat ini masih fokus menjalankan pekerjaannya sebagai pembantu presiden di kursi Menteri Pertahanan.

Prabowo meminta agar kesediaannya maju sebagai capres itu tak mengganggu pekerjaannya di kursi pemerintahan.

"Sebab, dia tidak ingin dibilang tidak committed. Dia berkomitmen sebagai pembantu presiden. Selama ini, kan, acara partai pun enggak pernah," tutur Wakil Ketua DPR itu.

Peluang dan saingan

Melihat ini, Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya menilai, peluang kemenangan Prabowo di Pilpres 2024 bergantung dari lawan politiknya kelak.

Sejauh ini, ada dua nama besar yang diprediksi bakal menjadi pesaing Prabowo di pilpres mendatang, yakni Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Menurut survei sejumlah lembaga, elektabilitas ketiga nama tersebut selalu berada di tiga besar.

"Ketika beliau (Prabowo) tidak akan menghadapi Anies atau Ganjar, peluangnya bisa dikatakan hampir pasti menang," kata Yunarto kepada Kompas.com, Kamis (11/8/2022).

Namun, menurut Yunarto, sulit untuk memastikan Ganjar dan Anies tak maju di pilpres mengingat kedua nama tersebut punya modal elektabilitas besar. Dapat dipastikan, banyak partai politik melirik keduanya.

Yunarto menilai, Prabowo punya sejumlah kelebihan sekaligus kelemahan jika hendak maju lagi di kontestasi pemilihan.

Salah satu kelebihannya, Prabowo punya pengalaman panjang dalam membangun komunikasi dan hubungan emosional dengan para pendukungnya lewat dua kali pemilu di 2014 dan 2019. Hal ini tidak dimiliki oleh Ganjar dan Anies.

Kedua, politisi Gerindra itu merupakan pimpinan partai politik besar di tanah air. Partai yang dipimpin Prabowo hampir pasti solid mendukung pencalonannya.

Selain itu, latar belakang sebagai orang yang pernah lama berkarier di militer juga dinilai sebagai keuntungan bagi Prabowo.

"Sebagian masyarakat masih melekat secara emosional kalau dibandingkan dengan masa Orde Baru kan ada ikatan emosional antara negara dengan latar belakang militer," ujar Yunarto.

Baca juga: Prabowo-Cak Imin Daftar Bareng ke KPU, Pengamat Nilai Tidak Jaminan Gerindra-PKB Langgeng sampai 2024

Namun demikian, pernah mencalonkan diri di Pilpres 2014 dan 2019 juga menjadi kelemahan bagi Prabowo. Sebab, dia merupakan wajah lama di pemilihan presiden.

Bisa jadi pemilih jenuh pada Prabowo dan lebih menjatuhkan pilihannya ke wajah-wajah baru.

"Jadi lawan pertamanya adalah kejenuhan dari masyarakat dibandingkan dengan tawaran yang akan diberikan oleh wajah baru terutama seperti Ganjar ataupun Anies," ucap Yunarto.

Tantangan kedua, lanjut Yunarto, memastikan basis pemilih Prabowo tetap memberikan suara untuknya.

Pemilih Prabowo di dua kali pilpres umumnya mereka yang tak menyukai sosok Jokowi.

Namun, sejak masuk ke pemerintahan Jokowi, Prabowo dianggap berada di area abu-abu. Oleh sebagian pemilihnya, dia dinilai sebagai pengkhianat.

"Jadi Pak Prabowo ini sekarang berada di antara dua sosok lain, Ganjar dan Anies. Yang satu jelas dikategorikan sebagai penerus Jokowi, yang satu dikategorikan sebagai simbol anti-Jokowi," ucap Yunarto.

"Pak Prabowo ada di tengah-tengahnya ini, grey area, yang juga harus dikuatkan oleh Pak Prabowo kembali basis massanya seperti apa," tuturnya.

Baca juga: Partai Gerindra Daftar Pemilu 2024, Prabowo: Harus Bersaing Keras, Mengadu Program

Pada pokoknya, Yunarto menilai, lawan terberat Prabowo di pilpres mendatang adalah Ganjar.

Sebab, menurut survei berbagai lembaga, dengan elektabilitas yang demikian, tingkat pengenalan Ganjar di masyarakat masih jauh lebih rendah dibandingkan Prabowo dan masih sangat mungkin ditingkatkan.

Sementara, dengan elektabilitasnya kini, mayoritas masyarakat sudah lebih mengenal Prabowo.

"Artinya peluang dari Ganjar untuk menaikkan elektabilitas masih jauh lebih besar dibandingkan Pak Prabowo yang tingkat pengenalannya sudah mentok dan ruang geraknya jauh lebih kecil," tutur Yunarto.(*)

Harga Bensin Mencekik Leher dan Stok Terbatas, Sepeda Laris Manis di Sri Lanka

Keluarga Serahkan Pelaku Penganiayaan Berat Setelah Polisi Keluarkan Status DPO

Satu Lagi Pati Polri Berpangkat AKBP Terseret dalam Pusaran Kasus Pembunuhan Brigadir J

Berita ini sudah tayang di kompas.com dengan judul Ancang-ancang Prabowo Subianto Menuju Pintu Pilpres 2024...

Baca berita terkait lainnya di sini

Berita Terkini