Sejumlah mahasiswa terpaksa diamankan untuk meredam terjadinya insiden yang lebih buruk.
“Aksi ini awalnya berjalan tertib dan aman.
Namun setelah ada negosiasi, mahasiswa bersikeras untuk masuk.
Dalam situasi tersebut, salah satu anggota disundul dengan becak dan terpaksa kami bubarkan dengan gas air mata,” jelas Kapolres Aceh Barat, AKBP Pandji Santoso kepada Serambi.
Dalam aksi tersebut, pihaknya mengamankan 11 orang yang diduga memprovokasi dan membuat rusuh, yaitu M Syarif Al Qahhar, Engga Saputra, Samsidar, Apria, Celsy, Wanda, Fandi, Tarigan, Hidayat, Marpandi, dan Jhoni Howard.
Baca juga: Demo Tolak Kenaikan BBM di Lhokseumawe Ricuh, Mahasiswa Sebut Ada Penyusup Ada yang Ingin Buat Chaos
Selain itu, turut diamankan juga barang bukti berupa satu unit mobil komando orasi, satu becak motor, alat peraga, senjata tajam, dan bongkahan batu.
Wakil Ketua DPRK Aceh Barat, Ramli SE mengaku mendukung para mahasiswa yang menyampaikan aspirasinya menolak kenaikan harga BBM.
Namun pihaknya berharap tidak ada aksi anarkis yang bisa berdampak buruk.
Karena itu, dia menyampaikan terima kasih kepada Kapolres yang langsung bergerak cepat untuk mencegah insiden yang lebih besar.
“Kita berterima kasih kepada Pak Kapolres yang menangani dengan cepat, sehingga tidak terjadi insiden yang lebih besar.
Namun jika ada hal kecil terjadi dalam aksi, itu hal biasa,” kata Ramli SE.
Polisi Terluka
Aksi demonstrasi juga terjadi di Kota Lhokseumawe yang dilakukan para mahasiswa yang menamakan diri Aliansi Mahasiswa Unimal Bersama Rakyat.
Aksi berlangsung di Gedung DPRK Lhokseumawe.
Awalnya, aksi berjalan tertib.
Baca juga: Demo Tolak Kenaikan Harga BBM di Lhokseumawe Ricuh, Seorang Personil Polisi Terluka