Sejumlah unsur pimpinan dewan juga keluar menemui demonstran.
Namun ketika mahasiswa meminta ruang diskusi berlangsung di dalam gedung, suasanan berubah menjadi panas karena tidak ada titik temu.
Apalagi unsur pimpinan DPRK masuk kembali ke dalam gedung.
Aksi saling dorong pun terjadi antara mahasiswa dengan aparat keamanan.
Selanjutnya, batu-batu pun berterbangan memecahkan sejumlah dinding kaca Gedung DPRK Lhokseumawe.
Lemparan batu itu juga mengenai kepala seorang polisi hingga terluka.
Petugas lalu bergerak cepat melakukan antisipasi dengan memukul mundur demonstran menggunakan water canon.
Tidak lama, kondisi mulai kembali kondusif.
Namun beberapa menit kemudian, mahasiswa kembali berorasi di depan gedung DPRK, dan sekitar pukul 14.00 WIB mahasiswa akhirnya membubarkan diri.
Kapolres Lhokseumawe AKBP Henki Ismanto mengakui ada seorang personelnya yang terluka terkena lemparan batu, yakni yakni Ipda Agus.
“Kita akan melakukan penelusuran dan langkah-langkah penyelidikan lebih lanjut,” ucapnya.
Sementara Ketua DPRK Lhokseumawe, Ismail A Manaf, mengaku sedih dengan terjadi kericuhan tersebut.
Apalagi pihaknya bersama unsur pimpinan dan sejumlah anggota dewan sudah menemui pendemo, dan siap meneken petisi penolakan kenaikan harga BBM dan lalu mengirimkannya ke tingkat pemerintahan lebih tinggi.
Pihaknya juga menyetujui ketika para mahasiswa meminta berdialog di dalam gedung, tetapi jumlahnya dibatasi maksimal 50 orang, sesuai dengan kapasitas ruangan.
Karena kalau semuanya (masuk) yang mencapai hampir dua ribuan, tentunya tidak muat.