Pembunuhan Brigadir J

Kamaruddin Sebut Saat Bertugas di Reserse-Dirtipidum Sambo Kerap Dilaporkan Merekayasa Kasus

Penulis: Sara Masroni
Editor: Ansari Hasyim
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Berpengalaman sejak di Reserse hingga Dirtipidum, Kamaruddin Simanjuntak mengungkap Ferdy Sambo sudah biasa merekayasa kasus dan banyak korban mengadu padannya

Baru saja mereka memutar balik mengejar ke rumah Bangka, lalu terjadilah keributan di sana.

"Dan wanita yang dituduh sebagai piala bergilir ini keluar dan menangis-nangis, itu juga dilihat tangisannya oleh Bharada Richard Eliezer karena dia ada di luar," ungkap Kamaruddin.

"Yang bisa masuk waktu itu hanya Skuad yang dianggap senior, salah satunya Matius, orang Papua ajudan yang bertato itu, kemudian Yosua," tambahnya.

Kemudian wanita yang diduga sebagai piala bergilir ini juga diantar oleh seorang pria yang disebut bernama Elben.

"Sebenarnya itulah salah satu motif daripada Ferdy Sambo mengapa dia begitu dendam kepada Yosua karena dianggap membantu Putri Candrawathi," ungkap Kamaruddin.

"Tetapi Ferdy Sambo tidak sadar bahwa ajudan dan sopir itu kan tidak bisa berbuat apa-apa, namanya diperintah-perintah oleh bos.

Mereka itu mau gak mau harus menurut, tidak menurut juga salah, kan begitu," tambahnya.

Kemudian sejak saat itulah Yosua mengalami pengancaman di bulan Juni, tepatnya pada tanggal 19 dan 21.

Ferdy Sambo menggunakan ajudan-ajudan dia atau skuad-skuad dia untuk mengancam Yosua, seolah-olah Sambo tidak ikut mengancam.

"Dan itu juga yang digunakan oleh Ferdy Sambo untuk membunuh Yosua, digunakan anak buah dia," kata Kamaruddin.

Tetapi dia meralat dengan mengatakan saya tidak suruh menembek, tapi saya suruh menghajar, tetapi tawaran dia waktu di rumah Saguling kan menembak.

Nanti kalau Yosua melawan kamu siap gak backup saya, kau mau gak menembak dia," tambahnya menirukan Sambo.

(Serambinews.com/Sara Masroni)

BACA BERITA SERAMBI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Berita Terkini