Pamit ke Ayah Naik Sabuk Jadi Momen Terakhir Pesilat Aditya Sebelum Tewas, 6 Orang Diamankan

Penulis: Sara Masroni
Editor: Amirullah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Pamit ke ayah naik sabuk jadi momen terakhir pesilat Muhammad Aditya Pratama sebelum dinyatakan tewas, enam orang diamankan polisi.

SERAMBINEWS.COM - Pamit ke ayah naik sabuk jadi momen terakhir pesilat sebelum tewas, enam orang diamankan polisi.

Adalah Muhammad Aditya Pratama (20), warga Desa Semampir, Kecamatan Cerme, Gresik, Jawa Timur.

Dia diduga menjadi korban pengeroyokan usai dilarikan ke rumah sakit dan dinyatakan meninggal dunia.

Kronologi Kejadian

Ayah korban, Ngatrip menjelaskan, sang anak sempat berpamitan ke orang tuanya untuk mengikuti ujian kenaikan sabuk silat.

Ujian kenaikan sabuk tersebut di Desa Cerme Kidul, Kecamatan Cerme, Gresik, Sabtu (7/10/2023).

"Anak saya pamit, katanya ada tes kenaikan. Mau naik sabuk biru," ucap Ngatrip dikutip dari Tribun Jatim, Selasa (10/10/2023).

 

 

Secara mengejutkan, sang ayah mendapat kabar kalau anaknya tak sadarkan diri dan dilarikan ke Puskesmas Cerme pada Minggu (8/10/2023) dini hari sekira pukul 01.30 WIB.

Korban kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ibnu Sina dalam kondisi tak sadarkan diri.

Baca juga: Beredar Miras dalam Bentuk Sachet, Ada Kandungan Alkohol: Ditemukan di Surabaya dan Daerah Lainnya

Baca juga: Gempa Kembali Guncang Cianjur Jawa Barat, Berikut Keterangan BMKG

Hasil radiologi dan keterangan dokter sebagaimana dijelaskan sang ayah, korban mengalami sejumlah luka dalam di bagian kepala.

Semakin melemah, Aditya dinyatakan meninggal dunia pada Senin (9/10/2023) sekitar pukul 20.00 WIB.

"Dari keterangan dokter, penyebab meninggalnya saraf di bagian otak kepala tidak berfungsi," kata Ngatrip.

Korban dimakamkan kompleks makam Desa Semampir pada Selasa dini hari.

Dan pihak keluarga langsung melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian untuk penyelidikan lebih lanjut.

Polisi Amankan 6 Orang Terduga Pelaku

Sejauh ini polisi mengamankan sebanyak enam orang yang diduga pelaku pengeroyokan terhadap Aditya.

Mereka terduga pelaku yang diamankan yakni berinisial D (17), AS (20), RM (20), ARG (15), S (19) dan HS (17).

Semua terduga pelaku merupakan warga Kecamatan Cerme, Gresik.

"Pelaku sudah diamankan, masih dalam proses penyidikan lebih lanjut," kata Kasat Reskrim Polres Gresik, AKP Aldhino Prima Wirdhan.

Baca juga: Syahrul Yasin Limpo Tak Bisa Penuhi Panggilan KPK Hari Ini, Izin Temui Ibu sedang Sakit di Kampung

Pihak kepolisian terus mendalami kasus ini dan melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Polisi mengamankan enam ponsel terduga pelaku dan pakaian yang dikenakan korban saat dikeroyok sebagai alat bukti penyidikan.

Berita Lainnya: Air Mata Ibu Tumpah saat Peluk Anaknya di Kantor Polisi

Air mata ibu tumpah saat peluk anaknya di kantor polisi usai ditetapkan sebagai tersangka.

Sang anak ditetapkan sebagai salah satu tersangka kasus geng motor yang meresahkan warga di Jambi.

Ketika menyambangi di Mapolresta Jambi, sang ibu menangis histeris melihat kondisi anaknya di sana.

"Mau minta maaf gak adek sama orang tuanya. Apa yang mau disampaikan?" kata salah seorang yang diduga petugas kepolisian sebagaimana dilihat Serambinews.com dari Instagram @kabarnegri, Rabu (28/9/2022).

Tersangka sambil menangis mengakui kesalahannya dan meminta maaf kepada sang ibu yang masih belum percaya anaknya sudah jadi tersangka.

"Mak minta maaf mak. Pokoknya minta maaf sama emak," kata tersangka sambil tersedu-sedu.

Lantas yang merekam menanyakan apakah menyesal melihat orang tuanya yang begitu bersedih atas perbuatan tersangka.

"Nyesal lah, nyesal," jawabnya.

Baca juga: FAKTA Muncikari Jual Gadis SMA, Disuruh Layani Pria Bule hingga Direkam Saat Berhubungan Badan

Baca juga: Dosen Digerebek Warga Berduaan dengan Mahasiswi di Kamar, Ngaku Sudah 6 Kali Berhubungan Badan

Kemudian anak tersebut mencium kaki ibunya sambil kembali meminta maaf dan mengakui kesalahannya selama ini.

"Saat ini salah satu tersangka sedang meminta maaf kepada ibunya setelah ditangkap oleh pihak kepolisian," ucap yang merekam.

Diketahui, sebanyak 11 anggota geng motor yang terdiri dari dua kelompok berhasil diamankan pihak Kepolisian pada Minggu 25 September dan Selasa 26 September 2022.

Dikutip dari Tribun Jambi, kelompok ini menyebut namanya sebagai kelompok Eror dan Sedulur Famili.

Para pelaku merupakan anak di bawah umur sebagaimana dilihat dalam video tersebut, rata-rata berumur 16 tahun dan masih sekolah.

Berita Lainnya: Pembalap Dikeroyok di Sirkuit Viral di Medsos

Sebuah video yang merekam kericuhan di arena balapan viral di media sosial.

Amatan Serambinews.com, Kamis (15/9/2022), video yang merekam kericuhan di arena balapan ini diunggah oleh sejumlah warga ke media sosial.

Salah satunya adalah akun Instagram @kabarnegri.

Dalam video berdurasi beberapa detik itu memperlihatkan, kericuhan bermula ketika dua pria masuk ke arena balapan dan mengadang salah satu pembalap.

Dua pria yang mengenakan baju biru dan merah itu awalnya menunjuk ke arah salah satu pembalap yang akan melintas di tikungan.

Tak disangka, pembalap yang ditunjuk malah menghentikan motor balapnya, sehingga langsung menjadi sasaran amukan.

Dalam waktu sepersekian detik, para penonton yang berada di lokasi, berhamburan masuk ke lintasan balapan dan menghajar pembalap yang ditargetkan oleh kedua pria tadi.

Kabarnya pengeroyokan tersebut disebabkan oleh aksi dua pembalap yang saling senggol saat melintas.

Saat terjadinya saling senggol, salah seorang pembalap kemudian terjatuh.

Tak terima kena senggol, pria tersebut mengadang rivalnya yang masih di arena balapan.

Peristiwa pengeroyokan saat balapan itu terjadi di Sirkuit Galonta, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, Minggu (11/9/2022).

Balapan ini bertajuk 'IMI Sulsel Road Show Kapolres Enrekang Cup Road Race 2022' yang diselenggarakan Polres Enrekang yang bekerja sama dengan Ikatan Motor Indonesia (IMI) Sulawesi Selatan.

"Mereka yang berkelahi tadi, sudah didamaikan karena mereka juga sama-sama orang Enrekang. Tidak ada juga yang luka-luka," kata Obel, Ketua Panitia dikutip dari Tribun Enrekang, Kamis (15/9/2022).

Video yang lebih lengkap dirilis oleh akun Youtube Tribun Timur yang merilis beberapa rekaman di seputar arena balapan.

Sejumlah aparat Polri dan TNI yang berada di lokasi, terlihat ikut mendamaikan kericuhan di arena balapan itu.

Informasi dari pihak panitia, kedua pembalap yang berselisih sudah didamaikan, dan pembalap yang dikeroyok tidak menderita luka berat karena dilindungi baju balap dan helmnya.

(Serambinews.com/Sara Masroni)

BACA BERITA SERAMBI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Berita Terkini