Berita Luar Negeri

Kepanikan AS di Timur Tengah, CENTCOM Ubah Posisi Kapal Perang Demi Bela Israel dari Ancaman Iran

Penulis: Agus Ramadhan
Editor: Muhammad Hadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapal perusak berpeluru kendali USS Gravely (DDG 107) milik angkatan bersenjata Amerika Serikat

“Latihan ini dirancang untuk mensimulasikan serangan di Iran, tulis reporter” Doron Kadosh di X.

Kantor berita Reuters melaporkan bahwa utusan AS untuk Timur Tengah Brett McGurk menelepon menteri luar negeri Arab Saudi, UEA, Qatar dan Irak untuk meminta mereka menyampaikan pesan kepada Iran yang mendesak Teheran untuk mengurangi ketegangan dengan Israel.

Mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya yang mengetahui situasi tersebut, laporan itu mengatakan McGurk meminta para pejabat untuk menghubungi menteri luar negeri Iran untuk menyampaikan pesan de-eskalasi dengan Israel, yang mereka lakukan.

Ketegangan meningkat menyusul dugaan Serangan udara Israel terhadap konsulat Iran di Suriah pada tanggal 2 April.

Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan pada hari Rabu bahwa para menteri luar negeri dari empat negara telah berbicara di telepon dengan menteri luar negeri Iran dan membahas ketegangan regional.

Gedung Putih menolak berkomentar.

 

Iran Ancam Bombardir Pabrik Nuklir Dimona Israel, Disebut Hanya Butuh Waktu 400 Detik!

Sementara itu, Israel dan Iran kini diambang pecah perang usai 13 orang tewas akibat Zionis menyerang konsulat Iran di Suriah pada Senin (1/4/2024) awal pekan lalu.

Mengantisipasi serangan balasan, Israel pun mengancam akan menyerang fasilitas nuklir Iran jika Teheran berniat balas dendam.

Menanggapi ancaman tersebut, Iran justru mengancam balik Israel, akan menghancurkan fasilitas nuklir Zionis di Dimona hanya dalam waktu 400 detik.

Dikutip dari Iran Internasional via Tribunnews, Kamis (11/4/2024), Iran berencana akan menyerang fasilitas nuklir Dimona Israel.

Para pakar dan analisis mengatakan kemungkinan bentrokan langsung antara Iran dan Israel memang sudah tersebar luas.

Terlebih Iran memiliki senjata nuklir yang mampu menyerang Israel dalam waktu 400 detik.

Direktur Badan Tenaga Atom Internasional, Rafael Grossi mengatakan Iran tidak punya masalah teknis dalam pembuatan bom nuklir.

Grossi menyebut Iran bisa membuat bom senjata nuklir jika negara tersebut memang menginginkannya.

Halaman
1234

Berita Terkini