Laporan Maulidi Alfata | Aceh Timur
SERAMBINEWS.COM, IDI - Anak Nahkoda kapal Aslam Samudera Gt. 25 berharap ayahnya cepat dibebaskan dan dipulangkan bersama kapalnya ke Aceh Timur.
"Kami rindu dengan ayah, biasanya ditinggalkan hanya sepuluh hari atau seminggu, kali ini ayah sudah cukup lama berangkat dan dengar kabar beliau ditangkap kami syock," ujar Dinda kepada Serambinews.com, pada Jumat (12/7/2024).
Ia menjelaskan awalnya ayahnya berangkat 24 Juni dari Kuala Idi berlayar ke laut.
Pada Kamis (11/7/2027) mereka mendapat telepon dari salah satu nomor Myanmar +95 dan ternyata itu adalah ayahnya.
Setelah tersambung, ayahnya meminta mereka untuk merekam dan melaporkan bahwa crew kapal Aslam Samudera terdampar di Myanmar karena kehabisan bahan bakar.
Baca juga: Kehabisan Bahan Bakar, KM Aslam Samudera dan 7 Nelayan Kuala Idi Aceh Timur Terdampar ke Myanmar
"Setelah itu nomor +95 itu telepon lagi tapi sudah bukan ayah yang bicara, orang lain bicara dengan bahasa yang tidak kami mengerti kami hanya tahu send money, dia selalu ucap send money, jadi kami matikan," ungkapnya.
Sementara itu, Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Judha Nugraha saat ditemui Serambinews.com, pada jumat, (12/7/2024) menerangkan para nelayan tidak memiliki surat-surat kapal saat ditangkap.
"Mereka tidak membawa dokumen apapun selain kartu identitas penduduk, jadi setelah kita terima informasi bahwa tujuh orang itu ditangkap, KBRI kita langsung mengirim nota diplomatik agar bisa ketemu dengan mereka," ujarnya.
Baca juga: Kisah 5 Nelayan Langkat Terombang-ambing di Laut Usai Kapal Karam, Bertahan Hidup Pakai Tutup Kotak
Ia melanjutkan, pihaknya meminta data-data tambahan identitas kepada pihak keluarga, surat kapal kepada pemiliknya untuk dikoordinasikan dengan pihak Myanmar di Yangon agar bisa dikeluarkan surat perjalanan laksana paspor (SPLB).
"Sampai saat ini kita belum mendapatkan informasi dari Otoritas Myanmar terkait pelanggaran yang dilakukan, namun dari keterangan sementara mereka kehabisan bahan bakar," ungkapnya.
Baca juga: KBRI Kirim Diplomat untuk Bertemu 7 Nelayan Aceh Timur yang Terdampar di Myanmar