Dua rabi aktivis kemudian memberikan pelajaran singkat yang masing-masing berlangsung beberapa menit, sebelum polisi memerintahkan kelompok tersebut untuk mengakhiri kunjungan, dengan berjalan mengelilingi ujung utara lokasi dan keluar melalui Gerbang Rantai.
Aktivis veteran Temple Mount, Rabbi Yitzhak Brand yang tidak seperti aktivis lainnya, adalah seorang ultra-Ortodoks (sebagian besar Haredim menentang kunjungan ke tempat tersebut), memberikan salah satu pelajaran, dengan mencatat kemampuan untuk melakukan sujud tanpa batasan sejak 13 Agustus.
Israel Biadab, Bunuh 5 Pria Gaza Palestina di Masjid
Sementara diberitakan sebelumnya, Pasukan Pertahanan Isral (IDF) biadab, membunuh warga Gaza Palestina di kamp Nur Shams dekat kota Tulkarem di Tepi Barat, Rabu (28/8/2024).
Dilansir dari Times of Israel pada Kamis siang, sebanyak lima orang tewas dibunuh Israel dengan tuduhan para pria tersebut bersenjata dan sembunyi di Masjid Tulkarem.
Masih berdasarkan klaim Israel, salah seorang yang tewas merupakan pemimpin lokal Hamas di kamp Nur a-Shams.
IDF, Shin Bet dan Polisi Perbatasan kompak menuding Kamp tersebut sebagai tempat operasi antiterorisme besar-besaran sedang berlangsung.
Pernyataan itu mengatakan pasukan terlibat baku tembak dengan para pejuang Hamas sebelum mereka terbunuh, termasuk Muhammad Jaber atau Abu Shajaa.
Pria tersebut dituduh organisasi keamanan Israel merencanakan banyak serangan, termasuk penembakan pada Juni yang menewaskan seorang pria Israel.
Seorang anggota operasi lainnya ditangkap, menurut pernyataan tersebut.
Media Palestina menyebut orang yang ditangkap itu sebagai Muhammad Kasas, anggota tingkat tinggi sayap militer kelompok Jihad Islam Palestina di Tulkarem.
Seorang pejuang dari unit Yamam Polisi Perbatasan terluka ringan dan telah menerima perawatan di rumah sakit, demikian pernyataan itu menambahkan.
Israel Takkan Tinggalkan Koridor Philadelphia di Gaza-Mesir
Sementara diberitakan sebelumnya, Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu tidak akan meninggalkan Koridor Philadelphia yang menjadi perbatasan antara Jalur Gaza dan Mesir.
Netanyahu dilaporkan memberi tahu keluarga garis keras para sandera yang ditinggalkan soal agresi militer Israel di Jalur Gaza, Palestina.
"Israel tidak akan meninggalkan Koridor Philadelphia dan Koridor Netzarim dalam keadaan apa pun," kata Netanyahu dikutip dari Times of Israel, Rabu (21/8/2024).
PM Israel itu menegaskan, pihaknya tidak akan menarik diri dari kedua wilayah di Gaza selatan dan tengah.
Dia mengklaim pasukan harus ditempatkan di sana karena alasan strategis dan keamanan.
Koridor Philadelphia membentang di sepanjang perbatasan Gaza-Mesir, dituding sebagai tempat Hamas selama bertahun-tahun menyelundupkan senjata dan komponen senjata.
Dijelaskannya, Koridor Netzarim dibentuk oleh IDF selama perang, dan bertujuan untuk mencegah pejuang Hamas bersenjata kembali ke Gaza utara, serta memberi kebebasan lebih besar bagi militer untuk bermanuver melalui daerah kantong tersebut.
Netanyahu Tak Ingin Gencatan Senjata
Awal minggu ini, negosiator Israel dikatakan telah memberitahu perdana menteri bahwa tuntutannya agar kehadiran IDF terus berlanjut di Koridor Philadelphia akan menggagalkan kesepakatan tersebut.
“Pernyataan maksimalis seperti ini tidak konstruktif untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata,” kata pejabat AS yang tidak ingin disebut namanya.
Dia juga membantah laporan Axios yang mengatakan Netanyahu mungkin berhasil meyakinkan diplomat tinggi AS mengenai masalah tersebut.
"Satu-satunya hal yang diyakini Menteri (Luar Negeri AS) Blinken dan Amerika Serikat adalah perlunya menyelesaikan proposal gencatan senjata," kata pejabat senior itu kepada wartawan dalam perjalanan ke Doha.
Sementara Blinken dilaporkan telah dijadwalkan bertemu dengan Emir Qatar Tamim Al-Thani.
Setelah berbincang dengan para pemimpin tinggi di Israel dan Mesir, menteri luar negeri itu akhirnya hanya mendapat audiensi dengan menteri tingkat rendah, Menteri Negara Qatar di Kementerian Luar Negeri Mohammed bin Abdulaziz Al-Khulaifi.
Berbicara kepada wartawan sebelum meninggalkan Doha, Blinken mengatakan kesepakatan gencatan senjata perlu diselesaikan dalam beberapa hari mendatang,
Dikatakannya, Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar akan melakukan segala yang mungkin untuk membuat Hamas menyetujui "proposal penghubung" yang disusun AS di akhir perundingan puncak Doha minggu lalu.
“Waktu adalah hal terpenting,” kata diplomat tinggi Amerika tersebut.
“Ini perlu diselesaikan, dan harus diselesaikan dalam beberapa hari ke depan, dan kami akan melakukan segala yang mungkin untuk menyelesaikannya,” tambahnya.
Terbongkar Percakapan Telepon Presiden AS dan PM Israel
Sementara diberitakan sebelumnya Presiden AS, Joe Biden berbicara dengan Netanyahu melalui sambungan telepon dengan Biden pada Rabu (21/8/2024).
Hal ini menanggapi gagalnya upaya kesepakatan gencatan senjata (penghentian perang) dan pembebasan sandera setelah baru-baru ini Gedung Putih menyampaikan optimisme perundingan antara Israel dan Hamas.
Wakil Presiden Kamala Harris, kandidat presiden dari Partai Demokrat, juga bergabung dalam panggilan tersebut, menurut Gedung Putih.
Selama panggilan tersebut, Biden menekankan urgensi untuk menuntaskan gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera.
"Serta membahas pembicaraan mendatang di Kairo untuk menyingkirkan hambatan yang tersisa," demikian bocoran Gedung Putih dikutip dari Times of Israel, Kamis (22/8/2024).
Sementara Kantor Netanyahu di Tel Aviv tidak mengomentari percakapan tersebut.
Di sisi lain, Menteri Luar Negeri (AS), Antony Blinken yang berada di wilayah tersebut minggu ini mengklaim mendorong “proposal” yang dirancang untuk menjembatani mengatasi perselisihan antara Israel dan Hamas.
Perselisihan itu mengenai isu-isu seperti penempatan pasukan IDF di perbatasan Gaza-Mesir jika terjadi kesepakatan.
Berbicara kepada pers pada Senin kemarin, Blinken memuji Netanyahu karena mendukung proposal tersebut.
Menlu AS Kejauhan Akomodasi Kepentingan Israel
Sementara di sisi lain, pendekatan Blinken ditanggapi negatif oleh sebagian orang.
Dua pejabat Arab dari negara penengah dan pejabat ketiga yang terlibat dalam pembicaraan tersebut mengatakan, Blinken bertindak terlalu jauh dengan mengakomodasi posisi Netanyahu.
Dalam hal ini mengakomodasi Netanyahu mengenai keberadaan IDF yang berkelanjutan di koridor Philadelphia dan Netzarim.
Seorang pejabat Arab menyesalkan tidak ada gunanya mengadakan pertemuan tingkat tinggi para negosiator yang direncanakan akhir minggu ini di Kairo.
Kecuali AS menekan Netanyahu untuk menarik kembali tuntutan barunya dan mengubah proposal penghubungnya sebagaimana mestinya.
Pejabat Arab lainnya menyatakan kebingungannya atas pernyataan publik Blinken yang berulang kali dalam beberapa hari terakhir soal Netanyahu mendukung usulan AS untuk menjembatani perselisihan.
Dengan alasan ini secara tidak akurat menggambarkan Hamas sebagai satu-satunya pihak yang melakukan hambatan.
Pejabat Arab itu menunjuk pada komentar yang terus dibuat PM Israel tentang perlunya kehadiran militer Israel secara permanen di Koridor Philadelphia mencegah penyelundupan senjata dari Mesir ke Gaza.
Pejabat ketiga yang terlibat dalam pembicaraan tersebut mengatakan, proposal AS tidak memungkinkan kehadiran Israel secara permanen di koridor tersebut, tetapi tidak juga mengesampingkan penempatan semacam itu sepenuhnya.
(Serambinews.com/Sara Masroni)
BACA BERITA SERAMBI LAINNYA DI GOOGLE NEWS