Untuk menghalangi demonstrasi lebih lanjut, pihak berwenang telah menangkap lebih dari 4.000 pendukung Imran Khan sejak Jumat lalu.
Layanan ponsel dan internet juga dihentikan di beberapa wilayah untuk membatasi penyebaran informasi dan organisasi protes.
Selain itu, sebuah pengadilan pada hari Kamis melarang pertemuan atau unjuk rasa di ibu kota, dan Naqvi menegaskan bahwa siapa pun yang melanggar larangan tersebut akan ditangkap.
Perjalanan antar kota juga terhambat akibat penutupan jalan dengan kontainer pengiriman, yang membuat mobilitas menjadi sangat terbatas.
Semua institusi pendidikan di Islamabad juga diliburkan sebagai bagian dari upaya untuk mengendalikan situasi.
Para pendukung Khan sangat bergantung pada media sosial untuk mengorganisir protes dan membagikan informasi terkait pergerakan mereka.
Dengan menggunakan platform seperti WhatsApp, mereka menyebarkan informasi mengenai acara dan tindakan yang akan diambil.
Media sosial telah menjadi saluran utama bagi PTI untuk menuntut kebebasan Khan dan mengkoordinasikan aksi massa di berbagai lokasi.
Protes ini menggambarkan ketegangan politik yang semakin meningkat di Pakistan, dengan Imran Khan sebagai tokoh utama yang memicu perlawanan terhadap pemerintah yang berkuasa.
Meskipun pihak berwenang berusaha keras untuk membatasi aksi protes, dukungan yang kuat dari pendukung Khan dan pemanfaatan media sosial menunjukkan bahwa perlawanan ini masih jauh dari selesai.
Ke depan, ketegangan politik ini kemungkinan akan terus berlanjut, dengan dampak yang lebih besar pada stabilitas sosial dan politik di negara tersebut.
Baca juga: Pendukung Imran Khan Melanggar Lockdown di Islamabad Pakistan
Pasukan Keamanan Pakistan Diizinkan Balas Serangan
Pada dini hari, Menteri Dalam Negeri Pakistan, Mohsin Naqvi, mengatakan pasukan keamanan akan membalas dengan tembakan langsung jika pengunjuk rasa melepaskan senjata ke arah mereka.
"Jika mereka kembali melepaskan tembakan, maka peluru akan dibalas dengan peluru," katanya pada tengah malam, Selasa.
Imran Khan telah mendekam di penjara selama lebih dari setahun sejak bulan Agustus 2023 dan menghadapi lebih dari 150 kasus pidana.