Partainya, Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI), mengatakan kasus-kasus tersebut bermotif politik.
Pihak berwenang mengatakan hanya pengadilan yang dapat memerintahkan pembebasan Imran Khan.
Sementara itu, istri Imran Khan, Bushra Bibi, yang memimpin protes tersebut meminta para pendukung PTI untuk terus berbaris menuju Zona Merah dengan damai.
"Rencana aksi lain akan disampaikan kepada para pengunjuk rasa jika Khan tidak dibebaskan," menurut laporan Al Jazeera, mengutip pernyataan Bushra Bibi.
Bushra Khan juga mendesak pemerintah untuk tidak melukai para demonstran.
Dalam upaya menggagalkan protes tersebut, polisi telah menangkap lebih dari 4.000 pendukung Imran Khan sejak Jumat (22/11/2024) dan menghentikan layanan seluler dan internet di beberapa wilayah Pakistan.
Pada hari Kamis (21/11/2024), pengadilan melarang unjuk rasa di Islamabad dan menteri dalam negeri Pakistan mengancam akan menangkap siapa pun yang melanggar larangan itu.
Baca juga: Praperadilan Tom Lembong Ditolak, Kejagung Tegaskan Tak Lakukan Kriminalisasi dan Bantah Politisasi
Baca juga: DPRK Aceh Barat Sahkan APBK 2025, Proyeksi Anggaran Capai Rp 1,4 Triliun
Baca juga: Pemerintah Inggris Perintahkan Tangkap PM Israel Netanyahu jika Masuki Negaranya