Seorang juru bicara IRGC menyebut latihan itu diperkirakan akan dilanjutkan di sebagian wilayah Iran. Kata dia, latihan itu adalah respons atas "ancaman keamanan baru".
Dikutip dari Sputnik, sebelum latihan-latihan itu digelar, Iran mendapat provokasi dari Amerika Serikat (AS) dan Israel.
Media AS melaporkan Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan telah menyodori Presiden Joe Biden dengan opsi menyerang fasilitas nuklir Iran.
Di sisi lain, Iran mengecam opsi itu dan menudingnya sebagai pelanggaran besar terhadap hukum internasional.
Pekan lalu IRGC juga memamerkan "kota rudal" bawah tanah. Fasilitas itu memanfaatkan keunggulan geografis di Iran barat, misalnya daerah pegunungan, untuk perlindungan dari serangan udara musuh.
Televisi Iran menayangkan rekaman fasilitas itu. Hajizadeh diperlihatkan berjalan menginjak bendera Israel dan AS di lantai. Dia memberikan hormat kepada pasukan dan meninjau rudal.
Dalam rekaman itu diperlihatkan pulan rudal Emad, Qadr dan Qiam.
Menurut Press TV, sebanyak 90 persen dari pangkalan itu tidak diperlihatkan karena alasan keamanan.
Iran sudah menggunakan rudal Emad dan Qadr dalam serangan ke Israel bulan Oktober 2024. Rudal itu dikombinasikan dengan rudal hipersonik Fatah.
Serangan rudal itu dirancang untuk menunjukkan kemampuan senjata Iran dalam menembus sistem pertahahan Israel dan menjangkau fasilitas intelijennya.
Rekaman memperlihatkan ada puluhan rudal yang sukses menembus sistem pertahanan canggih Israel.
Press TV menyebut pangkalan rudal itu sebagai "gunung berapi tidur yang berada jauh di dalam jantung pegunungan".
Pangkalan itu disebut bisa "meletus secepat mungkin" jika ada serangan musuh.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pamerkan Kota Rudal, Iran Punya Pangkalan Rudal 'Gunung Berapi Tidur', Bisa Meletus jika Israel Tiba
Baca juga: Fakta-fakta Penikaman Aktor Sandy Permana: Diduga Dendam Tetangga hingga Tewas Karena Luka Tusuk
Baca juga: Iran Siap Hadapi Ancaman Israel dan AS, Gelar Latihan Pertahanan Udara hingga Rudal