Otomotif

Eropa Ragu-ragu! Revolusi Mobil Listrik Tak Semulus yang Dibayangkan

Penulis: Sri Anggun Oktaviana
Editor: Amirullah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Illustrasi mobil listrik (Sumber: xiamiui.net)

Mereka mengingatkan bahwa mundur dari transisi hanya akan membuat Eropa semakin tertinggal secara global.

"Hari ini, saya merasa seperti berada di ruang rapat Nokia saat iPhone baru saja dirilis," kata Mohammed Chahim, anggota parlemen Belanda.

"Nostalgia itu bagus... tetapi tidak jika itu menghalangi inovasi, tidak jika itu menghalangi perubahan."

Para pendukung transisi menyerukan agar Uni Eropa lebih fokus membangun infrastruktur seperti stasiun pengisian daya dan memberikan insentif tambahan bagi pembelian kendaraan listrik.

Baca juga: Jangan Salah Urus SKCK! Ini Tempat, Biaya, dan Syarat Lengkap Pendaftaran Secara Online

Krisis Baterai: Proyek Lokal Tertatih-tatih

Eropa juga berjuang dalam upayanya memproduksi baterai sendiri.

Northvolt, perusahaan baterai asal Swedia yang sempat digadang-gadang menjadi harapan Eropa, dinyatakan bangkrut pada bulan Maret.

 Sementara itu, proyek usaha patungan ACC (antara Stellantis dan Mercedes-Benz) menghentikan rencana pembangunan pabrik baru di Italia dan Jerman.

Padahal, penguasaan teknologi baterai menjadi kunci dalam kompetisi global kendaraan listrik.

 Tahun ini, dua perusahaan Tiongkok  CATL dan BYD mengumumkan teknologi baru yang memungkinkan pengisian daya secepat mengisi bensin di SPBU.

Volkswagen: Dari Dieselgate ke Serangan EV?

Volkswagen Group, yang pernah tersandung skandal Dieselgate, sempat memimpin revolusi EV lewat CEO Herbert Diess.

 Ia meluncurkan proyek ambisius membuat baterai sendiri dan mempercepat peluncuran EV.

Namun, banyak kendala muncul: masalah perangkat lunak, peluncuran produk yang tertunda, hingga target produksi yang tidak tercapai.

Oliver Blume, CEO baru Volkswagen, kini mengambil pendekatan lebih realistis.

“Keputusan apa pun soal larangan mesin pembakaran harus didasarkan pada realitas seberapa cepat mobilitas listrik menyebar,” katanya.

 “Dan jika perlu, diperlukan periode transisi yang fleksibel secara politik.”

Halaman
1234

Berita Terkini