“Karena itu, di bulan Dzulhijjah ini pula kita sangat ditekankan untuk memperbanyak ibadah.
Di antara amal ibadah yang dapat dikerjakan, juga mendapat balasan di sisi Allah dengan balasan pahala seperti keutamaan ibadah haji maupun umrah, dan balasan ampunan dari Allah SWT,” ujarnya.
Tgk Burhanuddin menyebut, ada sejumlah amalan yang dapat dilakukan bagi mereka yang belum berkesempatan untuk berhaji.
Pertama ialah bertaubat, secara waktu bertaubat tidaklah harus menunggu bulan Dzulhijjah ini.
Baca juga: Sebentar Lagi Idul Adha 2025, Bolehkah Patungan Kambing atau Domba untuk Kurban? Ini Penjelasannya
“Namun diawal Dzulhijjah ini dapat dijadikan momentum untuk meninggalkan dosa-dosa dan meminta ampunan Allah SWT dengan bertaubat, memperbanyak istighfar, menjauhi maksiat, menyibukkan diri dengan ibadah dan amal kebaikan,” paparnya.
Kemudian puasa 1-9 Dzulhijjah berturut-turut atau boleh juga mengambil puasa pada 8-9 Dzulhijjah yang juga sering disebutkan dengan puasa tarwiyah dan Arafah.
Selanjutnya melaksanakan shalat sunnah Syuruq, yang harus diawali dengan shalat subuh berjamaah.
“Setelah shalat dilanjutkan dengan itikaf di masjid sambil berzikir hingga terbit matahari, tatkala matahari sudah terbit barulah shalat sunnah syuruq, yang pahalanya seperti melaksanakan ibadah haji dan umrah yang tammah (sempurna),” ujar Tgk Burhanuddin yang juga pengurus ISAD Aceh ini.
Amalan lainnya memperbanyak takbir dan dzikir, Ibnu ‘Abbas berkata, “Berdzikirlah kalian pada Allah di hari-hari yang ditentukan yaitu 10 hari pertama Dzulhijjah dan juga pada hari-hari tasyriq.” Lalu menjaga Shalat Jumat.
“Bagi yang belum mampu untuk berhaji, dan menjaga untuk tidak meninggalkannya tanpa udzur, maka ibadah shalat Jumat dianggap setara dengan ibadah haji.
Ini juga sering disebut sebagai hajinya orang fuqara walmasakin,” jelas Tgk Burhanuddin.
Baca juga: Idul Adha: Makna Lebaran Haji, Ibadah Kurban, dan Keutamaannya untuk Umat Islam
Selain itu, amalan lainnya ialah berkurban. Perintah berkurban hakikatnya adalah wajib bagi yang mampu.
Dengan berkurban, merupakan suatu bentuk kepatuhan dan ketaatan makhluk kepada Sang Pencipta.
“Barang siapa berkurban karena takwa kepada Allah, maka Allah akan menerima kurban tersebut menjadi amalan baik di sisi-Nya,”
“Semoga momentum bulan Dzulhijjah ini, kita dapat meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT dan bagi yang berhaji mendapatkan pahala haji mabrur,” pungkasnya.
(Serambinews.com)