"Kita pastikan akan terus memantau. Ini demi kepentingan petani," tegas Muhammad Romi.
Untuk diketahui, bendungan irigasi Krueng Pase jebol pada akhir 2020, menyebabkan 8.900 hektare sawah di Aceh Utara dan sebagian wilayah Lhokseumawe, kekeringan dan tidak bisa digarap optimal.
Pada 2021, Kementerian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera I mulai merehabilitasi bendung tersebut.(*)
Baca juga: Tinjau Bendungan Krueng Pase yang Belum Difungsikan, Ini 3 Rekomendai DPRK Aceh Utara