Laporan Sakdul Bahri | Aceh Barat
SERAMBINEWS.COM, MEULABOH – Kondisi muara Krueng Cangkoi yang terus mengalami pendangkalan menjadi sorotan serius dari para nelayan di Kabupaten Aceh Barat.
Jalur air yang selama ini menjadi akses utama keluar-masuk perahu nelayan kini semakin sulit dilalui, terlebih saat air laut sedang surut.
Dampaknya tidak hanya mengganggu aktivitas melaut, namun juga menimbulkan risiko tinggi kecelakaan saat kapal kandas atau sulit bermanuver di muara.
Keluhan ini disampaikan langsung oleh Panglima Laot Aceh Barat, Amiruddin kepada Serambinews.com, Senin (4/8/2025).
Ia menegaskan, bahwa muara Krueng Cangkoi telah mengalami pendangkalan dalam waktu yang cukup lama dan kondisi saat ini semakin memprihatinkan.
Untuk itu, ia meminta agar pemerintah daerah serta pihak perusahaan yang beroperasi di sekitar lokasi tersebut segera mengambil langkah konkret.
Baca juga: TPI Panga Aceh Jaya Sudah Lama Terbengkalai Efek Muara Dangkal, Masyarakat Minta Respon Pemerintah
“Kami harap pengerukan muara bisa dilakukan setidaknya dua kali dalam setahun,” pintanya.
“Ini penting bukan hanya untuk kelancaran aktivitas nelayan, tapi juga untuk keselamatan mereka di laut,” ujar Amiruddin.
Lebih dari sekadar solusi teknis, Amiruddin mengusulkan pendekatan berbasis swadaya.
Menurutnya, pengerjaan proyek pengerukan bisa dikelola langsung oleh kelompok nelayan.
Ia berpendapat bahwa keterlibatan aktif masyarakat pesisir akan membuat pekerjaan lebih efektif dan tepat sasaran.
Bahkan, model ini bisa menciptakan peluang kerja baru bagi warga sekitar.
“Daripada melibatkan pihak luar, sebaiknya dikelola sendiri oleh nelayan,” tutur dia.
Baca juga: Lima Muara Dangkal di Aceh Besar, Nelayan Keluhkan Kesulitan Saat Pergi dan Pulang dari Melaut
“Mereka mengerti medan, punya semangat gotong-royong, dan bisa memperoleh manfaat ekonomi tambahan,” tambahnya penuh keyakinan.