Berita Aceh Besar

Datang Bersama Kak Na, Mualem Tutup KKN UGM Yogyakarta di Pulo Aceh

Penulis: Yarmen Dinamika
Editor: Mursal Ismail
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TUTUP KKN UGM - Gubernur Aceh, Muzakir Manaf, menutup resmi program Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM) Universitas Gadjah Mada di Gampong Alue Riyeung, Pulau Nasi, Kecamatan Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar, Selasa (5/8/2025). Ia  didampingi Ketua Tim Penggerak PKK Aceh, Marlina Muzakr dan  Plt Sekretaris Daerah Aceh, M Nasir Syamaun.

Penutupan ini digelar di Gampong Alue Riyeung, Pulau Nasi, Kecamatan Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar, Selasa (5/8/2025).

Laporan Yarmen Dinamika l Jantho 

SERAMBINEWS.COM, JANTHO - Gubernur Aceh, Muzakir Manaf atau Mualem, menutup resmi program Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta di Pulau Nasi, Pulo Aceh, setelah berlangsung 50 hari.

Penutupan ini digelar di Gampong Alue Riyeung, Pulau Nasi, Kecamatan Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar, Selasa (5/8/2025).

Penutupan KKN ini menjadi penanda berakhirnya masa pengabdian selama 50 hari oleh sekitar 30 mahasiswa UGM dari berbagai keilmuan yang tersebar di sejumlah gampong di Pulau Nasi.

Dalam kegiatan tersebut, Gubernur didampingi Ketua Tim Penggerak PKK Aceh, Marlina Muzakir atau Kak Na, Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Daerah Aceh, M Nasir Syamaun; Ketua Forbes DPR/DPD RI asal Aceh TA Khalid, Bupati Aceh Besar Muharram Idris, serta sejumlah pimpinan Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA).

“Dulu saya sempat ingin datang ke sini, tapi batal. Hari ini baru bisa hadir dan melihat langsung keadaan di Pulau Nasi,” ujar Mualem mengawali sambutannya.

Mualem menyinggung sejumlah persoalan mendasar yang masih dihadapi warga Pulau Nasi, seperti kondisi jalan, irigasi, dan akses komunikasi.

Baca juga: Disnak Gandeng 3 Profesor untuk Matangkan Kajian Pulo Aceh sebagai Wilayah Sumber Bibit Sapi Aceh 

"Seperti yang disampaikan Pak Keuchik tadi, tentang kebutuhan jalan, irigasi, dan lain-lain.

Inilah tugas kita semua, baik pemerintah kabupaten, provinsi, maupun pusat. Apa yang disampaikan Pak Keuchik tadi sudah kita kopi Pak Keuchik," kata Mualem.

Ia mengapresiasi UGM dan para mahasiswa yang telah berbaur dan mengabdi di tengah Masyarakat Pulo Aceh. 

“Kami berterima kasih dan memberikan apresiasi kepada tim KKN UGM, yang telah menebarkan ilmu dan nilai-nilai kebersamaan.

Semoga semakin banyak kegiatan serupa yang dapat mendongkrak pembangunan pulau-pulau, termasuk Pulau Breueh, pulau lainnya di Pulo Aceh,” tuturnya.

Sementara itu, Plt Sekda Aceh, M Nasir Syamaun MPA, yang juga Ketua Keluarga Alumni Gadjah Mada (Kagama) Aceh, menyampaikan terima kasih atas kehadiran Gubernur Aceh dalam penutupan program KKN tersebut.

Baca juga: Kemenag Aceh Besar Ukur 7 Persil Tanah Wakaf di Pelosok Pulo Aceh, Cegah Sengketa Dikemudian Hari

“Sebagai Ketua Kagama Aceh, saya berterima kasih kepada Bapak Gubernur yang berkenan hadir.

KKN ini sangat strategis karena menghadirkan mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia yang kuliah di UGM untuk tinggal dan mengabdi di sini.

 Jadi, ilmu yang mereka dapatkan di kampus dapat diterapkan langsung di masyarakat,” katanya.

Sementara itu, Azhari Abbas, Ketua Forum Keuchik se-Pulo Aceh, menyampaikan harapan besar kepada pemerintah untuk mendukung pembangunan infrastruktur dasar di kawasan tersebut.

“Kami sangat berharap adanya pembangunan waduk, perbaikan jalan, dermaga boat dari Pulo di Banda Aceh, dan juga sinyal telepon.

Dari lima desa di Pulau Nasi, empat desa belum memiliki akses komunikasi yang layak,” ujar Keuchik Gampong Rabo itu.

Baca juga: 32 Mahasiswa UGM KKN di Pulo Aceh, Keberangkatan Difasilitasi UPTD Pelabuhan Ulee Lheue

Sebagai bagian dari kunjungan tersebut, Mualem dan Kak Na juga menyerahkan sejumlah bantuan secara simbolis kepada para keuchik di Pulau Nasi. 

Bantuan yang disalurkan berasal dari berbagai instansi, seperti Dinas Pemuda dan Olahraga Aceh yang memberikan peralatan olahraga, serta Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang menyalurkan 1.000 bibit mangrove guna mendukung pelestarian lingkungan pesisir di pulau tersebut.

Dinas Sosial Aceh turut menyerahkan bantuan sandang dan kebutuhan dasar lainnya bagi masyarakat, berupa mukena, jilbab, kain sarung, selimut, handuk, dan paket ‘family kit’, masing-masing 100 buah. (*)

 

 

Berita Terkini