“Bospon bilang dia sudah terhubung dengan ambulans PAS, maka besok dari Medan ke Aceh Tamiang menggunaka ambulans PAS,” ucapnya.
Zula Aqli mematikan dirinya akan mendampingi keluarga almarhum Syahrul Ramadhan menjemput ke Bandara Kualanamu.
Namun mengenai jam keberangkatan masih menunggu konfirmasi Bospon.
“Tadi Bospon bilang besik sampai di Kualanamu jam delapan pagi, tapi kami masih menunggu kepastian lagi,” kata Zul Aqli.
Syahrul Ramadhan merupakan Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Aceh Tamiang yang bekerja di Pulau Pinang, Malaysia sejak tahun 2020.
Pihak keluarga mengakui Syahrul berangkat melalui jalur “belakang”.
Namun jalur belakang merupakan pilihan terakhir karena ketika itu dunia internasional menerapkan lockdown akibat wabah Covid-19.
Ayah korban, Jamaluddin (70) ketika ditemui di rumahnya mengaku sudah memberi uang untuk membuat paspor dan keperluan lain sebesar Rp 5 juta.
“Dia pamit mau merantau ke Malaysia, saya kasih lima juta buat paspor dan lainnya, tapi tidak bisa karena sedang COvid-19,” kata Jamaluddin.
Meski ikhlas menghadapi kasus ini, pihak keluarga tetap meminta para pelaku ditangkap dan diadili.
Amarah keluarga semakin meledak ketika mendapat kabar kalau pelaku pengeroyokan terdapat warga Aceh juga. (mad)
Satu lampiran • Dipindai dengan Gmail