Kepala Bulog Aceh Kaget, Pihaknya Diisukan Jual Beras ke Sumut

Editor: Yocerizal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ISU JUAL BERAS KE SUMUT - Kepala Kantor Wilayah Perum Bulog Aceh, Ihsan, S.P., mengaku terkejut mendengar isu yang menyebutkan bahwa pihaknya menjual beras ke Sumatera Utara. Ia menjelaskan, tugas Bulog ada tiga, yaitu ketersediaan (availability), keterjangkauan (accessibility), dan kestabilan (stability).

SERAMBINEWS.COM - Kepala Kantor Wilayah Perum Bulog Aceh, Ihsan, S.P., mengaku terkejut mendengar isu yang menyebutkan bahwa pihaknya menjual beras ke Sumatera Utara.

Hal ini menyusul pemberitaan sejumlah media yang menyorot pengiriman beras 4.000 ton ke Sumut yang dilakukan Bulog Aceh.

Sebab dikhawatirkan, pengiriman itu akan membuat harga beras semakin mahal ditengah tingginya harga beras saat ini.

"Terkejut saya tadi, sebab ada yang tanya kenapa saya jual beras ke Sumut. Begitu saya baca link berita yang dikirim ke saya, baru saya paham kenapa ada isu ini," katanya.

Membantah hal itu, putra Aceh Selatan ini lalu menjelaskan tiga tugas pokok Bulog. 

Pertama, yaitu ketersediaan (availability). Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bulog melakukan pembelian gabah beras petani.

Pembelian tersebut juga agar petani mendapat jaminan harga, sehingga petani bisa mendapatkan untung dari kegiatan usaha taninya, dengan harga yang ditetapkan oleh pemerintah. 

Baca juga: Ada Sekolah di Banda Aceh Tersangkut Kasus Dana BOS, Saat Ini Ditangani Kejari

Baca juga: Mahasiswa Sorot Bulog, Kirim 4.000 Ton Beras ke Sumut Saat Harga Melejit

Bulog Aceh dikatakan Ihsan, telah melakukan tugasnya dengan dibantu aparat TNI (Babinsa).

Sejak bulan Februari sampai dengan Juni 2025, pihaknya telah melakukan serapan gabah setara beras sebanyak 98.000 ton. 

"Di dalam pelaksanaannya, Bulog hanya menyerap 6 sampai 10 persen dari total produksi gabah/beras," tambahnya.

Tugas kedua, lanjut Ihsan, yaitu keterjangkauan (accessibility), yaitu menjamin agar beras tersedia di seluruh wilayah Tanah Air. 

Dalam pelaksanaan tugas ini, Bulog memindahkan stock yang telah dimiliki dari daerah surplus ke daerah minus.

Disamping itu, pemerataan stock juga berfungsi untuk mengatur masa simpan gabah/beras agar tidak terlalu lama, yang mungkin bisa menurunkan kualitas beras. 

Sehingga ketika musim panen berikutnya, Bulog bisa kembali menyerap gabah/beras petani, agar harga gabah/tidak anjlok, yang bisa menyebabkan kerugikan petani padi.

Baca juga: Kasus Korupsi Dinkes Aceh Tengah Naik ke Penyidikan

Baca juga: Ditreskrimum Polda Aceh Tahan 2 Pelaku Premanisme di Perkim Aceh

"Bulog Kanwil Aceh yang biasanya menerima beras dari luar, tahun 2025 ini kita surplus,"

"Sehingga bisa membantu provinsi tetangga dalam hal pemenuhan stok dalam rangka pemerataan stok seluruh wilayah Indonesia,"

"Kita juga melakukan pemerataan stok dari Gudang Siron Aceh Besar ke Gudang Cat Ba'u Sabang, dan Meulaboh ke Gudang Bulog di Simelue," beber Ihsan.

Tugas Bulog ketiga atau terakhir adalah kestabilan (stability).

Tugas ini dilaksanakan ketika harga beras di pasar naik, yaitu dengan mendistribusikan Beras Bantuan Pangan dan Penjualan Beras SPHP ke pasar untuk menekan harga agar bisa dijangkau masyarakat.

Untuk itu, pihaknya mengimbau kepada toko-toko beras yang telah menjadi pengecer resmi agar tidak menjual beras SPHP di atas harga eceran tertinggi (HET) di Zona 2 yang sebesar Rp 13.100/kg.

"Kalau ada laporan pengecer menjual di atas harga yang ditetapkan, akan ditegur secara tertulis,"

"Dan apabila masih terus melakukan, maka izin sebagai pengecer beras SPHP akan dicabut," tegasnya.

Ishan menyebutkan, penjualan Beras SPHP saat ini melibatkan banyak pihak, di antaranya pedagang beras, koperasi, BUMN, hingga TNI dan Polri. 

Baca juga: Kisah Sungai yang Jadi Nadi Kehidupan di Kuala Lumpur

Baca juga: Skuad Barito Putra Tiba di Banda Aceh, Teco Boyong Alexandro dan Fabiano Beltrame

Dalam kesempatan tersebut, Ihsan menyampaikan ucapan terima kasih kepada Gubernur Aceh, Bupati dan Wali Kota melalui dinas terkait, yang telah membantu penyerapan dan pendistribusian beras Banpang dan SPHP. 

Pihaknya juga menyampaikan terima kasih kepada Pangdam Iskandar Muda beserta seluruh prajurit yang telah membantu, mulai dari saat penyerapan gabah hingga saat ini membatu pendistribusian beras Banpang dan penjualan beras SPHP. 

"Saya juga berterima kasih kepada Bapak Kapolda Aceh dan seluruh jajarannya yang saat ini juga telah membantu penjualan beras SPHP,"

"Harapan kami, dengan bantuan dari semua pihak serta sebentar lagi akan memasuki musim panen gadu di bulan September, Oktober dan Nopember, diharapkan harga beras bisa menjadi lebih stabil," ujarnya.

Stok Beras Bulog Kanwil Aceh

Ihsan juga menyampaikan analisa stok beras Bulog Kanwil Aceh:

  • Stok awal Juni: 120.358.423 Kg
  • Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sampai dengan Desember 2025: 27.431.594 Kg
  • Bantuan Pangan Juni hingga Juli: 10.891.080 Kg
  • Cadangan beras untuk Bantuan Pangan Agustus sampai dengan Desember: 27.227.700 Kg
  • Perpindahan beras nasional ke Sumatera Utara: 8.000.000 Kg
  • Sisa stok akhir tahun = 46.808.049 Kg
  • Ketahanan stok dari bulan Desember 2025 sampai 5 bulan dengan rincian penyaluran (SPHP 3.918 ton per bulan + 5.445 ton per bulan = 9.364 ton per bulan).

Baca juga: Kembali Ditunjuk Sebagai Ketua PKS Banda Aceh, Farid Mengaku Terkejut  

Baca juga: 123 Orang Tewas dalam 24 Jam Gempuran Militer Israel di Kota Gaza

Ihsan menambahkan, perkiraan puncak panen rendengan tahun 2026 di Maret-April 2026 dan dengan ketahanan stok Bulog Aceh sebanyak 46.808 ton tersebut setelah dikurangi pergerakan ke Sumut, maka stok cukup sampai bulan Mei 2026.

"Bulan Maret 2026 kita bisa melakukan penyerapan gabah/beras petani kembali,"

"Dengan demikian masyarakat Aceh dapat menikmati beras yang lebih fresh, karena masa simpan yang tidak terlalu lama,"

"Semoga tidak ada lagi anggapan bahwa Bulog Aceh menjual beras ke Bulog Medan," tutup Kepala Kantor Wilayah Perum Bulog Aceh, Ihsan.(*)

Berita Terkini