Lebih jauh, Marniati memproyeksikan, dalam 20 tahun mendatang Aceh akan mampu mencetak ratusan guru besar dan menghasilkan perguruan tinggi unggul yang diminati bukan hanya oleh putra-putri Aceh, tetapi juga oleh mahasiswa dari luar daerah.
"Jika ini dijalankan, manfaat ekonomi, sosial, dan pendidikan akan saling menguatkan," katanya.
Ia menegaskan, yang dibutuhkan hanyalah hati nurani dan komitmen kolektif untuk memperjuangkan regulasi penggunaan Dana Abadi dan Dana Otsus secara prioritas bagi pendidikan. "Saya percaya hanya dengan pendidikan tinggi, Aceh bisa kembali menggetarkan dunia.
Bukan hanya kebesaran masa lalu yang kita banggakan, tetapi masa depan yang gemilang yang harus kita ciptakan," ungkapnya.
Menutup pandangannya, Marniati mengingatkan bahwa Aceh telah kehilangan banyak waktu akibat konflik bersenjata selama 31 tahun dan bencana tsunami yang merenggut banyak potensi.
Karena itu, percepatan pembangunan sumber daya manusia adalah jalan terbaik. "Dengan SDM yang unggul, Aceh akan mampu mengelola sumber alamnya sendiri dan membangun industri berbasis potensi lokal.
Inilah visi masa depan Aceh yang bermartabat," pungkasnya.(*)