Aceh pra-Hindu–Buddha bukanlah ruang kosong menunggu diisi, melainkan panggung aktif dengan komunitas yang hidup, beradaptasi, dan mencipta.
Mereka mungkin tidak mengenal kerajaan, tapi mengenal tatanan sosial berbasis klan dan kampung.
Mereka mungkin tidak menulis kitab, tetapi menghafal mitos dan kosmologi lewat tuturan lisan, tarian ritual, atau ukiran di kayu dan batu.
Bila kita membandingkan dengan Jawa, misalnya, di mana tradisi Austronesia kemudian berasimilasi lebih cepat dengan Hindu-Buddha, maka Aceh memiliki kekhasan.
Aceh tetap mempertahankan lapisan tua lebih lama
Letak geografis Aceh di ujung barat Nusantara menjadikannya semacam pos depan, terbuka bagi arus baru, tetapi juga menyimpan sisa-sisa yang tak lekang oleh gelombang berikutnya.
Dalam bayangan itu, kita bisa merasakan bagaimana bahasa menjadi wadah memori.
Kata-kata tertentu dalam Gayo dan Alas masih mengandung jejak Austroasiatic, sementara struktur dan kosakata lain mencerminkan Austronesia.
Perpaduan itu ibarat jaringan kepingan bambu yang dipasang dari batang yang berbeda, ada yang halus, ada yang kasar, tetapi justru percampuran itulah yang membuatnya kokoh dan indah dilihat
Lebih jauh, jika kita menengok komparasi ke Filipina utara atau Kalimantan barat, kita menemukan pola yang mirip.
Wilayah yang menjadi titik temu Austroasiatic dan Austronesia selalu menghasilkan mosaik etnolinguistik yang rumit.
Namun Aceh punya ciri tambahan yakni, posisinya di jalur laut internasional.
Bahkan sebelum agama-agama besar datang, barang-barang seperti manik kaca atau logam sudah menyinggung pantainya.
Artinya, masyarakat pra-Hindu–Buddha di Aceh sudah akrab dengan pertukaran jarak jauh, meski mungkin hanya sebagai mata rantai kecil dari jaringan besar Asia Tenggara.
Bayangkan saja ada cerita kapur barus Singkil yang tersohor sampai ke Romawi, bahkan sebelum nabi Isa lahir. Walaupun tak disebut terkait dengan Julius Cesar, kita tahu apa itu kedigdayaan Romawi, tapi ada jejak kapur barus di sana.
Mari kita menutup mata sejenak dan membayangkan lanskap itu.