Kesehatan
Anak SD Sudah Menstruasi, dr Boyke Ungkap Tiga Pemicunya, Orangtua Bersiap Ajarkan Edukasi Seksual!
dr Boyke mengingatkan bahwa anak-anak yang sudah menstruasi secara biologis sudah matang, namun secara mental belum tentu siap.
Penulis: Firdha Ustin | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM - Fenomena anak perempuan mengalami menstruasi di usia yang semakin muda kini menjadi perhatian serius para orangtua dan tenaga pendidik.
Jika dulu menstruasi pertama terjadi di usia 13–14 tahun saat duduk di bangku SMP, kini banyak anak SD yang sudah mengalaminya di usia 9–11 tahun.
Dokter spesialis kesehatan reproduksi, dr Boyke Dian Nugraha dalam video unggahannya di Instagram mengungkapkan bahwa ada beberapa faktor utama yang menyebabkan anak-anak zaman sekarang mengalami pubertas lebih dini.
dr Boyke bahkan membenarkan, menstruasi di zaman sekarang ini terjadi cepat pada anak perempuan.
"Usia idela mentruasi sekarang ini makin muda ya, zaman saya dulu waktu SMP kelas 1/2, usia 13-14 tahun," katanya.
Menurut dr Boyke, peningkatan kualitas gizi menjadi pemicu utama percepatan menstruasi pada anak perempuan.
Baca juga: Remaja Harus Tau! Dr Boyke Ungkap Bahaya Nonton Pornografi: Otak ‘Lemot’, Sulit Buat Rencana Hidup
“Gizi kita sekarang jauh lebih baik. Anak-anak makan lebih teratur, asupan protein lebih tinggi, dan kondisi kemakmuran juga meningkat,” ujarnya.
Gizi yang baik mempercepat pertumbuhan fisik dan hormonal, termasuk pematangan sistem reproduksi.
Hal ini membuat anak perempuan mengalami menstruasi lebih cepat dibandingkan generasi sebelumnya.
Selain gizi, dr Boyke menyoroti pengaruh media yang semakin terbuka dan merangsang.
“Anak-anak sekarang sering melihat gambar laki-laki tanpa baju, model dengan pakaian minim, atau adegan romantis di film dan media sosial. Itu semua bisa merangsang otak mereka berkembang lebih cepat,” jelasnya.
Paparan konten sensual, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat memicu ketertarikan seksual dan mempercepat proses pubertas.
Baca juga: dr Boyke Ungkap Jenis Makanan yang Bisa Turunkan Kualitas Sperma, Banyak Dikonsumsi Pria Indonesia!
Bahkan interaksi antar lawan jenis yang ditampilkan dalam film remaja bisa memengaruhi psikologis anak.
dr Boyke juga menyoroti perubahan budaya yang kini lebih terbuka terhadap isu seksualitas.
“Kalau dulu tabu, sekarang anak bisa tanya langsung ke orangtua atau cari tahu sendiri. Tapi kalau tidak diberi pendidikan seks yang benar, mereka bisa salah arah,” tegasnya.
Ia mengingatkan bahwa anak-anak yang sudah menstruasi secara biologis sudah matang, namun secara mental belum tentu siap.
Tanpa edukasi seksual yang tepat, mereka bisa terjebak dalam perilaku berisiko seperti seks bebas.
dr Boyke mengimbau para orangtua untuk aktif memberikan edukasi seksual sejak dini.
Baca juga: Seksolog dr Boyke Jelaskan Manfaat Hubungan Suami Istri Rutin untuk Kesehatan Pria dan Wanita
“Kalau anak tidak tahu, mereka seperti orang buta yang berjalan. Bisa jatuh dan terjerumus,” katanya.
Edukasi seksual bukan berarti mengajarkan seks, melainkan memberi pemahaman tentang tubuh, batasan, dan tanggung jawab.
Dengan penjelasan yang sesuai usia, anak akan lebih siap menghadapi perubahan tubuh dan lingkungan sosialnya.
Remaja Harus Tau! Dr Boyke Ungkap Bahaya Nonton Pornografi: Otak ‘Lemot’, Sulit Buat Rencana Hidup
Dokter spesialis andrologi dan seksologi, dr Boyke Dian Nugraha, mengungkapkan dampak serius kebiasaan menonton pornografi terhadap fungsi otak.
Menurutnya, kecanduan pornografi dapat membuat otak mengalami “banjir dopamin” sehingga kemampuan berpikir jernih dan membuat rencana masa depan menjadi terganggu.
Kondisi ini, kata dr Boyke, turut berpengaruh terhadap cara berpikir dan produktivitas generasi muda saat ini.
Dr Boyke menjelaskan, di dalam otak manusia terdapat lobus frontalis, bagian yang berfungsi menghubungkan otak kiri dan kanan.
Otak kiri lebih dominan terhadap kemampuan analisis dan logika, sedangkan otak kanan berkaitan dengan seni dan keindahan.
Keduanya dihubungkan oleh lobus frontalis untuk membantu seseorang merencanakan dan mengambil keputusan secara rasional.
Namun, ketika seseorang terlalu sering menonton konten pornografi, otak akan diguyur oleh hormon dopamin, yaitu hormon yang memberikan sensasi senang dan “reward”.
“Saat nonton pornografi, otak itu diguyur dopamin. Lama-lama, ketika dopamin terlalu banyak, otak menjadi lemas dan tidak bisa berpikir jernih,” ujar dr Boyke dikutip dari YouTube Suara Berkelas, Sabtu (4/10/2025).
Menurutnya, kondisi ini mirip dengan keadaan seseorang setelah berhubungan intim, di mana tubuh menjadi rileks dan mengantuk.
Bila hal tersebut terus terjadi akibat kecanduan pornografi, fungsi lobus frontalis terganggu.
Akibatnya, seseorang menjadi sulit membuat rencana ke depan, kurang bergairah menghadapi tantangan, dan tidak bisa mengambil keputusan dengan bijak.
“Generasi sekarang jadi generasi yang lemot. Cara berpikirnya jelek, fokusnya hanya pada hal-hal pornografi. Kualitas kerja dan motivasi juga turun,” tegas dr Boyke.
Lebih jauh, ia mengingatkan bahwa kebiasaan tersebut juga membuat seseorang lebih mudah melamun, sulit fokus, dan mengalami kabut pikiran (brain fog).
“Mereka seperti kehilangan arah. Saat dihadapkan dengan keputusan, mereka tidak tegas, tidak bisa memberikan solusi yang bijak,” tambahnya.
Dr Boyke menyarankan generasi muda untuk mengalihkan energi seksual ke aktivitas produktif, seperti olahraga, naik gunung, membaca buku finansial, atau mengembangkan keterampilan baru.
“Kalau energi itu dialihkan ke hal-hal positif, keinginan untuk menonton pornografi akan berkurang. Karena orang yang punya tujuan hidup, tidak akan banyak membuang waktu,” katanya.
Selain membahas dampak pornografi, dr Boyke juga menyoroti mitos seputar seksualitas, termasuk anggapan bahwa ukuran alat vital menentukan kepuasan seksual.
Ia menyebut, persepsi tersebut salah kaprah dan banyak dipengaruhi tontonan film porno.
“Padahal, kepuasan seksual lebih banyak ditentukan oleh faktor emosional dan romantis, bukan ukuran fisik,” jelasnya.
(Serambinews.com/Firdha)
menstruasi
haid
dr Boyke
Anak SD
usia berapa anak menstruasi
edukasi seksual
orangtua
kenapa anak sekarang cepat menstruasi
menstruasi dini
kenapa anak cepat menstruasi
kenapa anak cepat haid
Fakta Kesehatan Kacang Kenari, Bagus untuk Kesehatan Jantung hingga Menurunkan Tekanan Darah |
![]() |
---|
4 Dampak Buruk Terlalu Banyak Konsumsi Protein, Kinerja Ginjal jadi Berat |
![]() |
---|
Tips Mendapatkan Kualitas Tidur, Penting untuk Tubuh agar Bekerja Optimal |
![]() |
---|
Remaja Harus Tau! Dr Boyke Ungkap Bahaya Nonton Pornografi: Otak ‘Lemot’, Sulit Buat Rencana Hidup |
![]() |
---|
Khasiat Kelapa Bakar, Dapat Cegah Kanker hingga Menjaga Kadar Gula Darah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.