Kesehatan

Bantah Mitos ‘Nyenggol Janin’, Dr Boyke: Seks Saat Hamil Aman, Orgasme Tidak Sebabkan Keguguran

Banyak calon ibu yang langsung “ngerem” dan menjauhi hubungan seksual setelah hamil usai melihat dua garis di test pack.

Penulis: Firdha Ustin | Editor: Muhammad Hadi
YouTube Bincang Bumil
Seksolog dr Boyke - Seks saat hamil aman selama kandungan sehat. Dr Boyke menegaskan janin tidak akan ‘tersenggol’, dan orgasme tidak menyebabkan keguguran. 

SERAMBINEWS.COM - Kekhawatiran tentang hubungan intim saat hamil masih sering menjadi perbincangan pasangan muda.

Banyak calon ibu yang langsung “ngerem” dan menjauhi hubungan seksual setelah hamil usai melihat dua garis di test pack.

Salah satu ketakutan yang paling sering muncul adalah khawatir penis suami akan “menyenggol janin” dan menyebabkan keguguran.

Menanggapi hal tersebut, seksolog dan dokter kandungan, Dr Boyke Dian Nugraha, menegaskan bahwa sebagian besar ketakutan itu adalah mitos.

Menurutnya, hubungan seksual saat hamil aman dilakukan, selama kondisi kehamilan baik dan dokter tidak memberikan larangan khusus.

Seks Saat Hamil Tidak Harus Penetrasi

Dalam podcast Bincang Bumil, dikutip Senin (24/11/2025), Dr Boyke menjelaskan bahwa seks tidak selalu harus penetrasi.

Baca juga: 4 Rahasia Laki-Laki Tetap Bahagia dan Penuh Harga Diri hingga Usia Senja, dr Boyke: Sering Dilupakan

Jika ibu merasa cemas atau belum siap, masih banyak bentuk intimasi lain yang tetap aman dan dapat menjaga kedekatan pasangan.

“Enggak usah di-‘off’ dulu. Seks itu kan tidak perlu harus sampai penetrasi. Pelukan, ciuman, cara-cara lain itu bisa,” ujarnya.

Bagi sebagian ibu, perubahan hormon di awal kehamilan memang membuat mereka takut berhubungan intim.

Namun, menurut Dr Boyke, selama kandungan sehat, bentuk intimasi justru dapat memberikan manfaat emosional bagi ibu hamil.

Efek Positif untuk Ibu dan Janin

Dr Boyke menekankan bahwa ketika ibu hamil merasa senang, tenang dan dicintai, ada dampak langsung terhadap janin.

“Kalau ibu hamil sering melakukan pelukan, ciuman, bahkan sampai penetrasi pun kalau kondisi kandungannya bagus, itu akan membuat ibu itu senang. Efeknya ke janin adalah efek psikofisiologis. Ibunya senang, bayinya juga senang, pertumbuhannya bagus.”

Baca juga: Ini Cara Menghitung Masa Subur untuk Peluang Hamil Maksimal Menurut dr Boyke

Artinya, hubungan intim yang sehat selama hamil dapat memberikan efek positif, selama dilakukan dengan rasa aman dan nyaman.

Kapan Harus Menunda Hubungan Seksual?

Meski sebagian besar kondisi aman, lanjut dr Boyke, ada beberapa pengecualian pada pasangan yang memiliki:

  • riwayat keguguran,
  • riwayat sulit hamil, atau
  • kondisi kandungan yang sensitif

Jika memiliki satu diantara ketiga ciri tersebut, disarankan menunda hubungan seksual hingga usia kehamilan 16 minggu.

“Kalau ada riwayat keguguran sebelumnya, kita menunggu sampai 3–4 bulan. Pada 4 bulan itu kondisi janin sudah lengket sama rahimnya, jadi kalau hubungan seks bergoyang-goyang pun enggak apa-apa," tambahnya.

Selama masa tunggu tersebut, pasangan tetap bisa melakukan bentuk intimasi tanpa penetrasi.

Baca juga: Albumin Tinggi, Ikan Gabus Jadi ‘Superfood’ untuk Bumil dan Ibu Pasca Melahirkan Kata dr Boyke

Cara Mengomunikasikan ke Suami: ‘Tahan Dulu Ya Sayang’

Banyak ibu hamil merasa canggung meminta suami menahan diri.

Menurut Dr Boyke, hal ini dapat disampaikan dengan cara yang ringan namun jelas.

“Bilang saja, ‘Eh ini garis dua, aku udah cek. Jangan dulu ya, kamu.’ Tapi enggak apa-apa, kan kita punya hal-hal lain yang bisa dilakukan untuk suami.”

Ia menambahkan, secara biologis, wanita hamil justru tampak lebih menarik bagi sebagian laki-laki karena perubahan hormon yang membuat kulit lebih halus, tubuh lebih berisi dan payudara membesar.

Karena itu, penting bagi pasangan untuk memeriksakan kehamilan lebih awal agar tahu kondisi kandungannya aman atau tidak.

Bantah Mitos ‘Nyenggol Janin

Salah satu ketakutan terbesar adalah kemungkinan penis menyenggol janin.

Dr Boyke dengan tegas menyebut hal itu sebagai mitos.

“Itu bohong. Rahim itu kuat. Masuk juga kan hanya di vagina. Janin tetap terlindungi dan tidak mungkin tersenggol.”

Ia menjelaskan bahwa janin berada dalam kantung ketuban, terlindungi oleh cairan ketuban, otot rahim, serta leher rahim yang tertutup rapat. Sehingga penetrasi tidak akan menyentuh, apalagi melukai, janin.

Orgasme dan Ejakulasi di Dalam Aman

Pertanyaan lain yang sering muncul adalah: Apakah aman jika orgasme terjadi atau suami ejakulasi di dalam?

Menurut Dr Boyke, keduanya aman, selama tidak ada kondisi kehamilan berisiko.

“Orgasme tidak mengakibatkan keguguran, itu penelitian. Ejakulasi di dalam juga enggak apa-apa. Memang mengandung prostaglandin, tapi tidak akan membuat bayi keguguran.”

Pengecualian hanya berlaku jika ibu memiliki riwayat mudah flek, kontraksi dini, atau gangguan pada ari-ari.

Ekspresi Cinta Tertinggi dalam Pernikahan

Lebih jauh, Dr Boyke menekankan bahwa hubungan seks merupakan salah satu bentuk ekspresi cinta tertinggi dalam pernikahan.

Saat istri sedang hamil, banyak suami justru merasa semakin mencintai pasangannya.

“Berilah kesempatan suami untuk mewujudkan rasa senangnya dengan memberikan kasih sayang. Karena ekspresi cinta yang paling tinggi itu adalah seks," pungkasnya.

(Serambinews.com/Firdha)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved