Maulid Nabi Muhammad SAW

Warga Aceh di Bali Gelar Maulid Nabi SAW, Ini Jadwal dan Agendanya

Samsul Bahri cukup terkenal di kalangan para pesepakbola lokal di Bali, terutama di Kota Denpasar dan sekitarnya

Penulis: Zainal Arifin M Nur | Editor: Subur Dani
DOK SERAMBINEWS
BERSAMA WARGA ACEH DI BALI - Pemred Serambi Indonesia Zainal Arifin (dua dari kiri) berfoto bersama pengurus Masyarakat Aceh Bali (MAB) di Musholla Teuku Umar, Denpasar Bali, Rabu (25/9/2025) malam 

Laporan Zainal Arifin | Denpasar Bali

SERAMBINEWS.COM, DENPASAR – Masyarakat Aceh yang bermukim di Bali dijadwalkan akan melaksanakan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H pada tanggal 5 Oktober 2025.

“Kegiatan Maulid Nabi ini akan dilaksanakan di Kompleks meunasah Aceh Bali yang diberinama Musholla Teuku Umar, di Jalan Labak IV Nomor 3 Pemecutan Kelod, Kecamatan Denpasar Barat, Kota Denpasar,” ujar Samsul Bahri, Wakil Ketua Masyarakat Aceh Bali (MAB) kepada Serambinews.com, di warung Mie Aceh Pondok Bangladesh, Jalan Teuku Umar Barat, Denpasar, Rabu (24/9/2025) malam.

Samsul Bahri, perantau asal Luengputu Pidie Jaya, yang terkenal dengan nama Samsul Aceh di Denpasar mengatakan, peringatan Maulid Nabi merupakan salah satu agenda rutin yang dilaksanakan oleh para perantau Aceh di Bali, sejak tahun 1980-an lalu.

Baca juga: VIDEO - Berburu Mie Aceh di Bali, Silaturahmi dengan Para Perantau Aceh di Bali

Samsul Bahri cukup terkenal di kalangan para pesepakbola lokal di Bali, terutama di Kota Denpasar dan sekitarnya, karena dia merupakan satu-satunya wasit sepakbola asal Sumatera yang ada di Askod PSSI Denpasar/Asprov PSSI Bali.

Samsul Bahri yang merantau ke Bali pada tahun 2000 bercerita, dulu, sebelum Mushalla Teuku Umar berdiri, warga Aceh melaksanakan Maulid Nabi di tempat yang berpindah-pindah.

“Alhamdulillah, setelah Musholla Teuku Umar berdiri tahun 2017, kegiatan peringatan Maulid Nabi tidak pernah lagi berpindah tempat,” ujar Samsul yang didampingi Rusli Abdullah (35), pria asal Uleegle Panton Labu Aceh Utara, Ketua Pemuda MAB yang ditunjuk sebagai Ketua Panitia Maulid Nabi Muhammad SAW tahun 2025. 

Agenda Maulid 

Rusli menyebutkan, agenda Maulid tahun ini diisi dengan rangkaian kegiatan:

1.    Hadrah (salawatan) dengan mengikutsertakan anak yatim warga Aceh serta anak yatim dari panti asuhan di Denpasar.

2.    Tausiyah Sirah Nabi disampaikan oleh H. Mahen Qosim S.Ag, tokoh Muslim yang cukup dikenal di Bali, khususnya di Kota Denpasar. Ulama yang aktif di PCNU Kota Denpasar ini merupakan Pengasuh Pondok Pesantren Darunnajah Al Mas’udiyah, Denpasar.

Ustaz Mahen Qosim ini terkenal dengan gaya ceramah yang menyentuh dan penuh semangat, sering mengangkat nilai-nilai spiritual, sejarah kenabian, dan pentingnya menjaga tradisi Islam di tengah keberagaman Bali.


3.    Penyerahan santunan kepada 45 anak yatim warga Aceh dan dari panti asuhan di Denpasar Bali.


4.    Kenduri kuah beulangong dan aneka menu yang dibawa oleh keluarga Masyarakat Aceh Bali.

“Untuk kuah beulangong kita akan memasak daging kambing seberat 30 kg. Di sini, kuah beulangong menjadi menu tambahan. Sedangkan menu utamanya adalah nasi bungkus dengan aneka menu yang disumbangkan oleh masyarakat Aceh di Bali dan warga muslim sekitar,” ungkap Rusli.

Melihat Meunasah Aceh

Setelah berbincang sembari menikmati sajian mie aceh di Warung Mie Aceh Pondok Bangladesh, Samsul Bahri dan Rusli mengajak kami untuk melihat kompleks Meunasah Aceh di Desa Pemecutan Kelod yang berjarak sekira 1 kilometer dari Pondok Bangladesh. 

Penelusuran Serambinews.com, Desa Pemecutan Kelod tempat Meunasah Aceh berdiri, terletak di daerah strategis dari segi ekonomi dan pariwisata. 

Baca juga: Peringati Maulid, Warga Aceh Potong 9 Lembu dan Santuni Anak Yatim di Meunasah Aceh, Klang Malaysia

Desa yang memiliki 15 dusun ini memiliki struktur adat yang kuat, dengan pembagian wilayah berdasarkan banjar adat seperti Catur Asrama, Darsana, Eka Utama, Sapta Guna, dan Eka Dasi.

Kehidupan masyarakatnya sangat dipengaruhi oleh ikatan agama, adat, dan sosial kemasyarakatan.

Sementara Denpasar Barat merupakan kawasan urban yang padat, dengan perpaduan antara pemukiman, pusat bisnis, dan fasilitas umum.

Wilayah ini juga memiliki nilai budaya tinggi, dengan banyak banjar adat dan pura yang aktif dalam kegiatan keagamaan dan sosial.

Amatan Serambinews.com, meunasah dua lantai yang diberi nama Mushalla Teuku Umar ini, berdiri gagah di tengah-tengah pemukiman padat.

Wakil Ketua Masyarakat Aceh Bali (MAB) Samsul Bahri bercerita panjang lebar tentang suka duka warga Aceh di Bali untuk mendirikan meunasah ini.

Bangunan Mushalla Teuku Umar ini berdiri di atas lahan seluas 3,3 are (33x10 meter).  “Luas bangunan meunasah 20x10 meter dua lantai, dengan IMB 3 lantai,” ungkap Samsul yang juga mengemban amanah sebagai Takmir Mushalla Teuku Umar Denpasar. 

Baca juga: Delegasi Aceh Bertemu Otoritas Pelabuhan Pulau Pinang Malaysia, Terkait Rute Krueng Geukueh - Penang

Sehari-hari, mushalla yang dibangun di atas lahan wakaf perantau Aceh di Bali ini diurus oleh Julianto, seorang marbot yang berasal dari Kediri, Jawa Timur. 

Selain shalat berjamaah lima waktu dan shalat Jumat, di mushalla ini juga terdapat Tempat Pengajian Al-Qur’an (TPA) yang berada di lantai bawah.

Sementara tempat shalat berada di lantai atas, dilengkapi dengan AC dan kipas angin.

Selain pengajian anak-anak yang berlangsung dari Senin – Jumat, pengurus mushalla juga menggelar pengajian untuk masyarakat umum yang berlangsung dua kali seminggu, yakni pada Senin malam Selasa dan Kamis malam Jumat. 

“Pengajian ini diikuti masyarakat sekitar, dengan mengundang ustaz dari berbagai wilayah di Bali, NTB, hingga ke Jawa Timur,” ujar Samsul.

Baca juga: VIDEO - Belasan Ribu Orang Hadiri Maulid Agung di Kedah Dilaksanakan Komuniti Aceh Malaysia

Ia juga mengatakan, sejak meunasah ini beroperasi, setiap tahun pihaknya melaksanakan kegiatan hari-hari besar keagamaan yakni, Maulid Nabi SAW, Israk Mikraj, bukan puasa bersama sebulan penuh, hingga halal bi halal dan qurban.

Hidup dalam komunitas nonmuslim membuat MAB dan pengurus mushalla mengundang warga sekitar yang nonmuslim untuk hadir pada setiap acara kenduri yang digelar di lingkungan mushalla.

Samsul menambahkan, saat ini, paguyuban Masyarakat Aceh Bali (MAB) diketuai oleh Basri, perantau asal Sabang yang merupakan owner PT Bali Kill.

Perusahaan ini bergerak di bidang pembasmi rayap di hotel dan villa yang beroperasi di Bali sampai ke Lombok NTB.

Saat Serambinews berkunjung ke Bali pekan ini, Basri sedang berada di kampung halamannya di Sabang.

Sehingga ia mengarahkan kami untuk berkomunikasi dengan Wakil Ketua MAB, Samsul Bahri alias Samsul Aceh.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved