Tips Parenting Anak
Alasan Anak Pilih Curhat ke Teman daripada Orang Tua, dr Aisah Dahlan : Nomor 3 Sering Tak Disadari
Ada alasan psikologis dan cara kerja otak yang membuat anak akhirnya lebih nyaman mencari tempat curhat di luar rumah.
Penulis: Firdha Ustin | Editor: Amirullah
SERAMBINEWS.COM – Banyak orang tua mengeluh anaknya lebih terbuka ke teman dibanding ke keluarga.
Namun, menurut dr Aisah Dahlan, fenomena ini bukan terjadi begitu saja.
Ada alasan psikologis dan cara kerja otak yang membuat anak akhirnya lebih nyaman mencari tempat curhat di luar rumah.
Dalam sebuah tayangan podcast di kanal YouTube Helmy Yahya, dr Aisah Dahlan menjelaskan pentingnya peran keluarga, terutama orang tua sebagai “rumah emosi” bagi anak.
Jika rumah tidak bisa memenuhi fungsi itu, maka anak akan mencari tempat lain untuk memenuhi kebutuhan emosionalnya.
“Kalau rumah tidak jadi tempat curhat, anak akan cari ke luar. Dan yang ditemukan di luar belum tentu benar,” tegas dr Aisah Dahlan.
Baca juga: Kisah Pilu di Balik Kiprah dr Aisah Dahlan Tangani Pecandu Narkoba: ‘Yang Pertama Kena Adikku…’
1. Orang Tua Sering Tidak Sadar Hanya Fokus ke ‘Solusi’
Menurut dr Aisah Dahlan, salah satu kesalahan umum orang tua adalah terlalu cepat memberi nasihat atau solusi ketika anak bercerita.
Padahal, saat curhat, anak seringkali hanya butuh didengar dan dipahami lebih dulu.
“Otak anak saat curhat sedang pakai sistem emosi, bukan logika. Tapi orang tua langsung masuk dengan otak logika, kasih solusi. Anak merasa tidak dimengerti,” jelasnya.
Hal ini sering membuat anak akhirnya memilih teman sebaya, yang cenderung hanya mendengarkan tanpa menggurui.
2. Rumah Tidak Tercipta Sebagai Ruang Aman Emosional
Alasan kedua, kata dr Aisah Dahlan, adalah suasana rumah yang tidak aman secara emosional. Bisa karena orang tua mudah marah, terlalu sibuk, atau sering mengabaikan cerita kecil anak.
“Kalau anak cerita lalu ditanggapi dengan bentakan atau ketidaktertarikan, otak anak akan menyimpan memori itu sebagai ‘tidak aman’. Jadi lain kali, dia akan cari tempat yang dianggap aman,” ujarnya.
Baca juga: Ternyata Suami Sangat Butuh Kalimat Ini dari Istri, dr Aisah Dahlan Bongkar Alasannya
Rasa aman ini penting karena mempengaruhi cara kerja amigdala (otak emosi). Jika amigdala merekam pengalaman negatif, anak akan menutup diri secara otomatis.
3. Orang Tua Tidak Menyadari Pola Komunikasi Harian
Ini yang sering tidak disadari banyak orang tua. Pola komunikasi sehari-hari, cara menjawab pertanyaan sederhana, intonasi dan ekspresi wajah bisa membentuk persepsi anak terhadap kehangatan rumah.
“Nomor tiga ini sering orang tua tidak sadar. Misalnya saat anak mulai cerita hal kecil, orang tua jawabnya ‘Nanti dulu, Mama capek’. Kalau itu terjadi berulang, anak belajar bahwa cerita mereka tidak penting,” kata dr Aisah Dahlan.
Akibatnya, anak perlahan berhenti bercerita. Bukan karena mereka tidak punya masalah, tapi karena merasa rumah bukan tempat yang nyaman untuk berbagi.
4. Anak Lebih Nyaman dengan Teman karena Bahasa yang ‘Selevel’
Selain tiga poin utama, dr Aisah Dahlan juga menambahkan, anak sering merasa lebih didengar oleh teman sebaya karena bahasa emosionalnya selevel.
Teman tidak langsung memberi solusi, tidak menghakimi dan lebih banyak merespons dengan empati.
Baca juga: dr Aisah Dahlan Larang Istri Ganggu Suami 10 Menit Pertama Saat Pulang, Alasannya Bikin Rumah Damai
“Padahal, peran itu seharusnya bisa diberikan oleh orang tua, asal paham cara kerja otak dan komunikasi yang tepat,” jelasnya.
dr Aisah Dahlan juga mengingatkan, tugas orang tua bukan hanya memenuhi kebutuhan fisik, tetapi juga menjadi tempat curhat pertama dan paling aman bagi anak.
Dengan memahami cara kerja otak dan memperbaiki pola komunikasi, hubungan emosional keluarga bisa kembali erat.
“Kalau anak tidak curhat ke orang tua, dia tetap akan curhat tapi ke orang lain. Dan kita tidak tahu siapa yang mendengar,” pungkasnya.
(Serambinews.com/Firdha)
dr Aisah Dahlan
Curhat
anak
orang tua
Tips Parenting anak
anak Pilih Curhat ke Teman daripada Orang Tua
Serambinews.com
Serambi Indonesia
anak tidak terbuka
Bikin Kaget! dr Aisah Dahlan Beberkan Waktu Terlarang Menasihati Anak Laki-Laki, Bisa Jadi Boomerang |
![]() |
---|
Pesan Elly Risman: Orang Tua Perlu 20 Menit Sehari untuk Melihat ke Dalam Diri |
![]() |
---|
Tidak Ada Kata Telat! Begini Cara Orang Tua Memperbaiki Kesalahan Pola Asuh, Ungkap Elly Risman |
![]() |
---|
Elly Risman Beberkan Cara Mengawal Emosi Anak di Masa Pubertas |
![]() |
---|
Elly Risman Sentil Ayah yang Canggung Bicara Pubertas dengan Anak Perempuan: Bagaimana Seharusnya? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.