Berita Banda Aceh

Ajang Debat Pelajar LDBI 2025 Dibuka, Kadisdik Aceh Ajak Siswa Tingkatkan Literasi & Berpikir Kritis

Ajang tahunan ini mempertemukan pelajar terbaik dari seluruh kabupaten dan kota di Aceh yang telah melalui proses seleksi ketat untuk mewakili daerah

Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Mursal Ismail
Serambinews.com/HO
BUKA LDBI - Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Marthunis ST, DEA membuka Lomba Debat Bahasa Indonesia (LDBI) jenjang SMA tingkat Provinsi Aceh pada Kamis (28/8/2025) malam di Hotel Grand Aceh Syariah, Banda Aceh.  Lomba berakhir 31 Agustus 2025. 

Ia berharap, melalui ajang ini akan lahir delegasi terbaik yang mampu mewakili Aceh di tingkat nasional dan mengharumkan nama daerah di kancah debat pelajar se-Indonesia.

Sementara itu, Kepala Bidang Pembinaan SMA dan PKLK sekaligus Ketua Panitia, Syarwan Joni MPd, dalam laporannya menyampaikan bahwa LDBI merupakan kegiatan rutin tahunan yang bertujuan mengembangkan kemampuan debat peserta didik.

Menariknya, tahun ini LDBI menggabungkan lomba debat bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dalam satu rangkaian kegiatan.

“Kegiatan ini dirancang untuk meningkatkan prestasi dan motivasi siswa dalam berdebat, menumbuhkan sikap toleransi dan penghargaan terhadap perbedaan opini, serta memperkuat kerja sama antarpelajar. Di samping itu, kami juga menyeleksi peserta terbaik untuk mewakili Aceh ke tingkat nasional,” jelasnya.

Syarwan mejelaskan, peserta LDBI tahun ini merupakan hasil seleksi dari 22 kabupaten/kota dengan total 22 tim dan 66 peserta. Masing-masing tim didampingi oleh satu pendamping. Dari total 23 kabupaten/kota di Aceh, hanya Kabupaten Aceh Barat yang tidak mengirimkan perwakilan.

Baca juga: Selain Aceh, Partai Lokal Juga Ada di Negara-negara Eropa, Asia, Afrika dan Amerika Latin

Lomba dilaksanakan secara luring dan menghadirkan dewan juri yang andal di bidangnya serta 'debater' berpengalaman.

Syarwan menambahkan bahwa pelaksanaan secara tatap muka ini bertujuan memberikan pengalaman debat yang lebih maksimal dan interaktif bagi peserta.

“Dengan format luring, peserta dapat bertukar ide secara langsung, belajar dari umpan balik para juri ahli, serta merasakan atmosfer debat yang sesungguhnya. Ini penting untuk pengembangan kemampuan debat mereka ke depannya,” pungkasnya. (*)

 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved