Liputan Eksklusif Aceh 

Cegah DBD, Puskesmas Singkil Utara Kolaborasi dengan Kelompok Wirid Kaum Ibu 

Penyuluhan atau sosialisasi di tempat pengajian itu merupakan terobosan selain rutin digelar dalam kegiatan Posyandu.

Penulis: Dede Rosadi | Editor: Mursal Ismail
SERAMBINEWS.COM/DEDE ROSADI
TROBOSAN CEGAH DBD - Kepala Puskesmas Singkil Utara, dr Tri Patriyuni MBiomed, mengatakan pihaknya melakukan sejumlah terobosan  dalam mencegah demam berdarah dengue (DBD). Satu di antaranya kolaborasi dengan kelompok perwiridan kaum ibu.  

Penyuluhan atau sosialisasi di tempat pengajian itu merupakan terobosan selain rutin digelar dalam kegiatan Posyandu.

Laporan Dede Rosadi I Aceh Singkil 

SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Puskesmas Singkil Utara, melakukan sejumlah terobosan  dalam mencegah demam berdarah dengue (DBD). 

Satu di antaranya kolaborasi dengan kelompok perwiridan kaum ibu. 

Edukasi itu dilakukan ketika kaum ibu menggelar pengajian rutin. "Di tempat perwiridan ibu-ibu, biasanya kami lakukan edukasi," tukasnya.

Penyuluhan atau sosialisasi di tempat pengajian itu merupakan terobosan selain rutin digelar dalam kegiatan Posyandu.

Puskesmas Singkil Utara, sebut dr Yuyun  sesuai fungsinya terus melakukan tindakan promotif dan preventif dalam mencegah DBD.

Misalnya di satu desa ada pasien terindikasi atau DBD langsung dilakukan penyuluhan oleh petugas promosi kesehatan (Promkes) dan petugas surveilans. 

Baca juga: Pernah Demam Berdarah, Tubuh Jadi Kebal Virus Dengue? Ternyata Hanya Mitos 

Memang diakuinya mengubah pola pikir masyarakat butuh perjuangan keras. Sebab sepengetahuan masyarakat fogging merupakan cara penangan DBD.

Padahal langkah paling utama menjaga kebersihan lingkungan satu diantaranya dengan menerapkan program 3M (menutup tempat air, menguras bak mandi dan menimbun barang bekas).

Puskesmas sebutnya ada atau tidak ada kasus tetap rutin melakukan penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat.

Sebelumnya dr Yuyun menjelaskan tidak semua orang yang terjangkit demam berdarah alami bintil merah dijelaskan.

Menurut dr Tri Patriyuni, MBiomed ada dua jenis demam akibat gigitan nyamuk Aedes aegypti yang telah tertular virus dengue. 

Pertama demam berdarah dengue. Kedua hanya disebut demam dengue.

Baca juga: Ini Langkah Dinkes Aceh Singkil Tangani DBD dan Imbauan kepada Warga

Bintil merah di kulit akan terlihat pada penderita demam berdarah dengue. 

"Sedangkan demam dengue belum tentu ada pendarahannya," ujar Kepala Puskesmas Singkil Utara tersebut. 

Dalam banyak kasus di Aceh Singkil, umumnya demam dengue. Sehingga tidak terlihat gejala pendarahan seperti ruam.

Pendarahan seperti ruam bercak kemerahan di bawah kulit akan terlihat jika dilakukan pemeriksaan dengan menahan tekan darah.

Ia lantas menjelaskan gejala demam berdarah agar mudah dikenali masyarakat awam.

Sesuai namanya seseorang yang terkana demam berdarah akan mengalami demam. Demamnya sama seperti demam pada umumnya.

Baca juga: Ketua Komisi IV DPRK Aceh Singkil Ingatkan Pemkab Serius Tangani DBD 

Bedanya dari demam umum grafiknya naik turun seperti pelana kuda. Kemudian biasanya mengalami peningkatan pada sore hari.

Tanda lainnya demam berdarah badan lemas, kurang nafsu makan dan semua otot-otot sakit.

Gejala berikutnya karena demam berdarah disebabkan virus dengue. Maka sesuai ciri khas virus, bisanya dalam satu rumah lebih dari satu orang yang demam. 

"Ciri khas virus itu di rumah kalau virus itu cepat, jadi di rumah itu kadang lebih dari satu orang yang demam. Nah itu perlu dicurigai itu biasanya virus," jelas dr Yuyun sapaan akrab Tri Patriyuni.

Untuk memastikan demam berdarah atau virus lain harus dilakukan skrining. 

Skrining adalah proses pemeriksaan kesehatan, tes, atau prosedur medis yang dilakukan untuk mendeteksi dini adanya penyakit atau kondisi berisiko pada seseorang. 

Yuyun mengatakan skrining bisa dilakukan di Puskesmas Singkil Utara. 

Bila ada pasien demam ke Puskesmasnya, langsung melakukan pemeriksaan untuk memastikan penyebabnya. Salah satunya dengan melakukan pemeriksaan darah rutin.

Setelah hasil pemeriksaan ada kecenderungan demam berdarah, kata dr Yuyun kalau masih dalam rentang observasi. Maka pihaknya melakukan observasi. 

"Kalau masih dalam rentang masih bisa kita lakukan observasi, maka dilakukan observasi atau memang kalau sudah positif kita rujuk ke rumah sakit," tukasnya.

Biasanya demam dengue hari pertama sampai ke lima itu adalah fase krisisnya. Setelah hari kelima sudah fase laten artinya tidak masa krisis lagi. 

Menurut dr Yuyun, sebenarnya penangan pasien demam berdarah tidak susah. Sebab infeksi virus tidak butuh anti biotik. 

Penanganan pasien demam berdarah harus dijaga jangan sampai kekurangan cairan. 

"Kalau cairannya cukup, Insya Allah mudah-mudahan pasiennya sembuh," ujarnya. 

Selanjutnya dalam tahap penangan pasien demam berdarah dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kadar kekentalan darahnya, berapa jumlah leukosit (sel darah merah), eritrosit (sel darah putih) dan trombosit (kepingan darah). 

Sebab walau penanganannya mudah tetap harus cepat. Jika terlambat pasien demam berdarah bisa alami pendarahan.

"Kalau kita terlambat sedikit demam berdarah ini bisa pendarahan melalui pori-pori dan lubang yang ada di kita hidung gusi," tegasnya.

Bagi pasien demam berdarah di Puskesmas Singkil Utara, hanya bisa sampai tahap skrining dan pemeriksaan darah rutin.

Penanganan selanjutnya karena harus melakukan pemeriksaan darah lengkap dianjurkan ke rumah sakit. 

"Kalau positif anjuran rujuk karena virus ini prosesnya cepat," demikian dr Tri Patriyuni MBiomed.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved