Breaking News

Liputan Eksklusif Aceh

Aceh Singkil Endemik Demam Berdarah, Ini Penyebab dan Cara Pencegahannya 

Menurut Raja Maringin, faktor yang mempengaruhi endemik DBD adalah iklim, lingkungan, mobilitas penduduk, dan kepatuhan.

Penulis: Dede Rosadi | Editor: Saifullah
SERAMBINEWS.COM/DEDE ROSADI:
FOGGING - Tim Dinas Kesehatan Aceh Singkil, melakukan fogging di permukiman penduduk yang ditemukan kasus demam berdarah dengue (DBD) pada tahun 2025. Langkah itu untuk mencegah sebaran virus dengue yang ditularkan gigitan nyamuk. 

Langkah paling penting menjaga kebersihan lingkungan serta menggalakkan gerakan ‘3M’.

Yaitu menguras dan membersihkan tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi, ember dan vas bunga.

M berikutnya menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air seperti tempat penampungan air minum, drum, dan lain-lain agar tidak menjadi tempat berkembang biak nyamuk. 

Langkah M ketiga yaitu mengubur atau mendaur ulang barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan, seperti kaleng bekas, botol bekas, ban bekas, dan lain-lain.

Baca juga:  Data Kasus DBD Per Bulan dan Kelompok Umur di Aceh Singkil 

Pihak Dinas Kesehatan Aceh Singkil, sendiri telah melakukan sejumlah langkah penanggulangan DBD. 

Antara lain melakukan fogging di tempat tinggal serta lingkungan sekitar pasien.

Fogging merupakan tindakan pengasapan dengan menggunakan insektisida untuk membunuh nyamuk dewasa, terutama yang menjadi vektor penyakit seperti DBD. 

Vektor penyakit yaitu organisme hidup, biasanya serangga atau hewan, yang dapat menularkan patogen penyebab penyakit dari satu inang (manusia atau hewan) yang terinfeksi ke inang lain yang rentan.

"Fogging dilakukan sesuai standar operasional prosedur (SOP)," kata Kepala Dinas Kesehatan Aceh Singkil, Mursal, SKM, MKes.

Berikutnya, menurut Mursal, pihaknya telah instruksikan puskesmas agar imbau warga melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Baca juga: 7 Penyakit yang Dapat Diobati dengan Daun Pepaya: Demam Berdarah, Gula Darah hingga Kanker

Langkah lain yang telah dilakukan Dinas Kesehatan Aceh Singkil yakni, melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) ke rumah pasien dan lingkungan sekitar pasien. 

Kemudian melakukan survei jentik nyamuk. Setelah jentik nyamuk ditemukan, maka melakukan pemberantasan sarang nyamuk.

"Saat PE, petugas melakukan promosi kepada masyarakat dan menjelaskan kepada keluarga pasien agar bisa melakukan pemantauan jentik di setiap tempat penampungan air seperti tong penyimpanan air, bak mandi dan lain-lain," jelas Mursal. 

Promosi yang dimaksud Mursal adalah promosi kesehatan, yakni proses yang dirancang untuk memberdayakan individu dan masyarakat agar dapat meningkatkan dan mempertahankan kesehatan.

Namun, diakui Kadinkes, pencegahan DBD tidak bisa dilakukan melalui tindakan reaktif. 

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved