Liputan Eksklusif Aceh

Awas! Simpang Kanan Catat Kasus Tertinggi DBD di Aceh Singkil, Ini Datanya 

Pada periode Januari sampai Agustus 2025, Simpang Kanan yang merupakankecamatan tertua di Aceh Singkil, mencatatkan 43 kasus DBD. 

Penulis: Dede Rosadi | Editor: Saifullah
SERAMBINEWS.COM/DEDE ROSADI
KASUS DBD - Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Aceh Singkil, Mursal, SKM, MKes menyebutkan, Kecamatan Simpang Kanan merupakan kecamatan tinggi kasus DBD sepanjang tahun 2025. 

Laporan Dede Rosadi | Aceh Singkil 

SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Kecamatan Simpang Kanan mencatatkan kasus tertinggi penderita demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Aceh Singkil

Pada periode Januari sampai Agustus 2025, Simpang Kanan yang merupakankecamatan tertua di Aceh Singkil, mencatatkan 43 kasus DBD. 

Angka tersebut melampaui catatan kasus Kabupaten Aceh Singkil sepanjang tahun 2024, yang hanya 31 kasus. 

Posisi kedua ditempati Kecamatan Gunung Meriah dengan 38 kasus. 

Sama dengan Simpang Kanan, kecamatan dengan penduduk terpadat itu melampaui kasus sepanjang 2024 Kabupaten Aceh Singkil.

Kasus demam berdarah dengue (DBD) menang mengalami lonjakan di Kabupaten Aceh Singkil.

Baca juga: Aceh Singkil Endemik Demam Berdarah, Ini Penyebab dan Cara Pencegahannya 

Data Dinas Kesehatan Aceh Singkil menyebutkan, periode Januari sampai Agustus 2025, tercatat sudah ditemukan 108 kasus DBD. 

Angka itu naik lebih dari tiga kali lipat dibanding tahun 2024 yang tercatat hanya 31 kasus DBD.

Pada awal tahun, kasus DBD mulai ditemukan pada 20 Januari 2025 di Desa Rimo, Kecamatan Gunung Meriah. 

Setelahnya menyebar pada sembilan kecamatan yang ada di Kabupaten Aceh Singkil

Masing-masing Kecamatan Simpang Kanan 43 kasus, Gunung Meriah 38 kasus, Singkil Utara 11 kasus, Singkil 10 kasus, dan Kecamatan Pulau Banyak 2 kasus.

Lalu Kecamatan Singkohor, Suro, Kuala Baru, dan Kecamatan Danau Paris, masing-masing 1 kasus.

Baca juga: Nyamuk DBD Bersarang di Air Bersih, Begini Penjelasan Kapus Singkil Utara

Penyebab utama peningkatan DBD akibat masih kurangnya peran serta masyarakat menjaga kebersihan, melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), dan pemantauan jentik di setiap rumah. 

Hal itu diakui Kepalda Dinas Kesehatan (Kadinkes) Aceh Singkil

"Penyebab utama masih kurangnya peran masyarakat untuk melaksanakan PSN dan pemantauan jentik di setiap rumah," kata Kadinkes Aceh Singkil, Mursal SKM, MKes, Kamis (4/9/2025).

Menurut Mursal, pihaknya sudah melakukan sejumlah langkah untuk menekan penyebaran DBD terutama bila ditemukan kasus. 

Antara lain melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) kepada setiap kasus. 

Kemudian mengedukasi masyarakat untuk melakukan PSN dan pemantauan jentik.

Baca juga:  Data Kasus DBD Per Bulan dan Kelompok Umur di Aceh Singkil 

Pihaknya juga melakukan pengasapan atau fogging di rumah sesuai standar operasional prosedur (SOP). 

Namun, diakui dia, pencegahan DBD tidak bisa dilakukan melalui tindakan reaktif.

 Melainkan sebaiknya-baiknya dengan tindakan preventif. 

Sayangnya kesadaran masyarakat masih minim. 

"Masyarakat masih beranggapan dengan fogging masalah selesai, padahal tidak," kata Mursal. 

Pada bagian lain, Mursal mengatakan, pihaknya mendapat dukungan dari Dinas Kesehatan Provinsi Aceh dalam penangan DBD. 

Hanya saja, ungkap dia, sekali lagi bahwa pencegahan DBD tidak bisa dilakukan oleh Dinas Kesehatan saja. 

Baca juga: Kesadaran Warga Aceh Singkil Jaga Kebersihan Lingkungan Minim, Jadi Faktor Pemicu DBD

“Tapi peran serta dan kesadaran masyarakat menjaga kebersihan lingkungan kunci utamanya,” pungkas Kadinkes Aceh Singkil.(*)

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved