Berita Aceh Singkil

Aksi Joget Mahasiswa Viral, Pimpinan STAISAR Aceh Singkil Minta Maaf, Komit Tegakan Syariat Islam 

Terkait hal itu Ketua STAISAR Dr H Abi Hasan, SSosI, MH, MAg, menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Aceh Singkil. 

Penulis: Dede Rosadi | Editor: Mursal Ismail
SERAMBINEWS.COM/DEDE ROSADI:
MINTA MAAF - Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Syekh Abdurrauf (STAISAR) Aceh Singkil Dr H Abi Hasan, SSosI, MH, MAg (kiri) saat menyaksikan penandatanganan petisi penolakan empat pulau berpindah administrasi dari Aceh ke Sumatera Utara, di depan kampus STAISAR di Batu Korong, Simpang Kanan 16 Juni 2025. Informasi terbaru, Abi Hasan meminta maaf atas sikap mahasiswanya yang berjoget-joget saat aksi demo beberapa hari lalu. 

"Kami mengapresiasi semangat mahasiswa dalam menyampaikan aspirasi dan melakukan kontrol sosial terhadap kebijakan pemerintah, karena hal ini sejalan dengan nilai-nilai Islam yang mendorong umatnya untuk amar makruf nahi munkar," kata Dr Abi Hasan.

Untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian mahasiswa STAISAR dalam menjalan syariat Islam, pihak kampus mengambil sejumlah langkah. 

Antara lain melakukan pembinaan kepada mahasiswa yang terlibat dalam aksi joget tersebut. 

Tujuannya meningkatkan pemahaman tentang nilai-nilai syariat Islam dan etika dalam menyampaikan aspirasi.

Kedua pelatihan kepemimpinan.

Baca juga: Demo Hari Ini, BEM SI Unjuk Rasa ke DPR/ MPR RI Usung 17+8 Tuntutan Rakyat

STAISAR akan melakukan pelatihan kepemimpinan mahasiswa, agar dapat menjadi pemimpin yang berintegritas dan memahami pentingnya menjaga nilai-nilai Islam dalam setiap aksi dan kegiatan.

"Seluruh mahasiswa yang ikut serta dalam aksi tersebut akan dipanggil untuk diberikan pembinaan dan pelatihan, sebagai upaya preventif agar kejadian serupa tidak terjadi lagi," tukasnya. 

Tokoh ulama Aceh Singkil itu, berharap ke depan STAISAR dapat menjadi contoh bagi masyarakat dalam menegakkan nilai-nilai syariat Islam.

Sambil tetap mendorong kesadaran dan kepedulian mahasiswa dalam menyampaikan aspirasi serta kontrol sosial terhadap kebijakan pemerintah.

Sebelumnya aksi joget dalam unjuk rasa di gedung DPRK Aceh Singkil sambil membelakangi Forkopimda yang duduk di lantai mendengarkan aspirasi demonstran viral.

Lantaran dinilai kurang elok dan tidak mencerminkan syariat Islam. Lebih-lebih di antara Forkopimda ada ulama yang dihormati salah satunya Ketua Majelis Ulama Aceh Singkil, Roesman Hasmy. 

Sehingga aksi joget itu menuai kritik di media sosial. 

"Sebagai putra daerah asli Aceh Singkil, saya pikir kejadian seperti ini tidak harus menunggu dapat gelar DOKTORAL untuk menilai pantas atau tidaknya tindakan joget-joget di hadapan pimpinan ulama yang sangat kami hormati dan muliakan yakni Ketua MPU Aceh Singkil dan yang mulia Ketua Mahkamah Syar'iyah Singkil," kata Al Fianda di akun media sosial Facebooknya.

Ia mendukung aksi unjuk rasa, hanya  saja disampaikan tanpa melupakan bumi Aceh, sebagai daerah yang menjunjung tinggi nilai-nilai Islami.

Kritik itu mendapat respon dari pengunjuk rasa, bahwa joget merupakan tindakan spontanitas sebagai bentuk kritik terhadap fungsi publik dan kebijakannya, bukan pada personal pejabat. (*)

 

 

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved