Berita Abdya

Data BPS: Angka Kemiskinan Abdya Turun 2 Persen di Tahun 2025

"Alhamdulillah tahun ini angka kemiskinan turun dua digit dari tahun 2024. Semoga kedepan semakin ditekan angka kemiskinan di Abdya.

Penulis: Masrian Mizani | Editor: Nurul Hayati
SERAMBINEWS.COM/ MASRIAN MIZANI
Kepala BPS Abdya, Ali Abrori dan Plt Kepala Bappeda Sufrinaldi. 

"Alhamdulillah tahun ini angka kemiskinan turun dua digit dari tahun 2024. Semoga kedepan semakin ditekan angka kemiskinan di Abdya. Nantinya kita juga akan menyinkronkan data itu dengan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSN)," kata Ali.

Laporan Masrian Mizani I Aceh Barat Daya

SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh Barat Daya (Abdya) merilis data angka kemiskinan kabupaten setempat tahun 2025 yang dipaparkan dalam Focus Grup Discussion (FGD) yang berlangsung di Aula Dikila Kantor Bappeda setempat, Rabu (27/9/2025).

Menurut data BPS, angka kemiskinan di Abdya mengalami penurunan jika dibandingkan pada tahun 2024 lalu.

Di tahun 2024, angka kemiskinan Abdya mencapai 15,32 persen atau sekitar 24,44 ribu.

Jumlah tersebut berkurang 2.970 orang dan akhirnya terjadi penurunan pada tahun 2025 menjadi 13,30 persen atau 21,47 ribu.

Kepala BPS Abdya Ali Abrori mengatakan, indikator survei yang dilakukan pihaknya bedasarkan pengeluaran masing-masing masyarakat yang dilakukan setiap tahun per bulan Maret. 

Menurutnya, tingkat pengeluaran masyakarat itu menjadi salah satu indikator pihaknya untuk menyimpulkan angka kemiskinan secara keseluruhan dalam wilayah setempat dengan mengambil beberapa sampel pendekatan secara langsung by name by address.

"Alhamdulillah tahun ini angka kemiskinan turun dua digit dari tahun 2024. Semoga kedepan semakin ditekan angka kemiskinan di Abdya. Nantinya kita juga akan menyinkronkan data itu dengan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSN)," kata Ali.

Ia menambahkan, garis kemiskinan di Abdya per bulan Maret 2025 mengalami peningkatan dari tahun 2024 sebesar Rp 516.947 menjadi Rp 525.947 tahun 2025. 

Sedangkan pada periode Maret 2024 hingga Maret 2025, indeks kedalaman kemiskinan mengalami penurunan dari 2,31 pada Maret 2024 menjadi 1,97 pada Maret 2025.

Sementara indeks keparahan kemiskinan juga mengalami penurunan dari 0,46 Maret 2024 menjadi 0,41 pada Maret 2025.

Baca juga: Sekda Ingatkan PR Berat Bank Aceh, dari Pengangguran Muda hingga Kemiskinan

"Jadi, boleh kita katakan jumlah penduduk miskin mengalami penurunan selama kurun waktu 5 tahun," ungkap Ali.

Berdasarkan grafik Survey sosial ekonomi nasional (Susenas), jelas Ali, pada tahun 2021 angka kemiskinan Abdya sekitar 16,34 persen, turun menjadi 15,44 tahun 2022. 

Pada tahun 2023 sekitar 15,43 persen turun sedikit menjadi 15,32 persen di tahun 2024.

Dan tahun 2025 terjadi penurunan signifikan hingga menjadi 13,30 persen.

Apabila dibandingkan dengan kabupaten kota lainnya di Aceh, kata Ali, Kabupaten Abdya berada di urutan ketiga belas terkecil dan berada diatas persentase kemiskinan Aceh.

"Kalau di Barat Selatan Aceh, Kabupaten Abdya berada pada urutan ketiga terkecil setelah Aceh Selatan dan Aceh Jaya," sebutnya.

Ali mengatakan, jika harga pangan tidak stabil maka rentan terjadinya peningkatan kembali. 

Jadi, jelasnya, perlu stabilitas harga pangan di lapangan.

Kemudian juga disokong dengan perluasan lapangan pekerjaan demi merealisasikan pembangunan di Abdya.

"Jadi kita melakukan pendekatan melalui pengeluaran masing-masing keluarga masyakarat bukan pendapatannya. Indikator itu, sudah mewakili kemiskinan secara umum di kabupaten mulai dari konsumsi makanan dan non makanan melalui aplikasi Susenas," jelasnya.

Sebelumnya, Plt Sekda Abdya Amrizal dalam amanat Bupati Abdya menyampaikan bahwa tanpa data yang akurat, pembangunan ibarat kapal yang berlayar tanpa kompas, tak tentu arah dan rawan tersesat. 

"Sebaliknya, dengan data yang valid, kita dapat menentukan prioritas secara tepat, mengukur capaian pembangunan dengan jelas, dan memastikan program yang dijalankan benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat," tuturnya.

FGD yang dilaksanakan hari ini, sebutnya, mengangkat tema Dari Data ke Kebijakan: Menyongsong Pembangunan Berbasis Statistik.

Tema ini sangat relevan dengan tantangan pembangunan yang dihadapi saat ini. 

"Kita semua harus memahami bahwa data adalah fondasi utama dalam merumuskan kebijakan," singkatnya. (*)

Baca juga: Kemiskinan Aceh Barat Turun Signifikan, BPS Catat Penurunan Terbesar dalam Beberapa Tahun Terakhir

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved