Ajaran Millah Abraham di Aceh

Aliran Sesat Millah Abraham: Ancaman Serius Terhadap Aqidah Islam dan Stabilitas Sosial

Menurutnya, penyimpangan utama terletak pada pengakuan kelompok ini terhadap Ahmad Musadeq sebagai nabi ke-26 setelah Nabi Muhammad SAW. 

Penulis: Zaki Mubarak | Editor: Saifullah
Serambinews.com/HO
FAKTOR EKONOMI - Tokoh agama, Ustaz Damanhur Abbas menyoroti faktor ekonomi sebagai pemicu utama masyarakat terjerumus ke dalam ajaran sesat Millah Abraham.  

Laporan Zaki Mubarak | Lhokseumawe

SERAMBINEWSCOM, LHOKSEUMAWE – Penanganan kasus aliran sesat Millah Abraham di Aceh Utara memasuki babak baru. 

Pada Jumat, 12 September 2025, Kepolisian Resor (Polres) Aceh Utara secara resmi menyerahkan enam tersangka beserta barang bukti kepada Kejaksaan Negeri (Kejari) Aceh Utara

Proses ini merupakan tahap dua dari rangkaian penyidikan yang telah berlangsung intensif selama sebulan terakhir.

Penyerahan dilakukan di bawah pengamanan ketat belasan personel dan dipimpin langsung oleh Kasat Reskrim Polres Aceh Utara, AKP Dr Boestani, SH, MH, MSM. 

Kegiatan berlangsung sejak pagi pukul 09.00 hingga 12.00 WIB, dan dilanjutkan kembali pada pukul 14.00 hingga 15.00 WIB.

Baca juga: Ungkap Aliran Sesat Millah Abraham, Kapolres & 2 Kasat Terima Penghargaan dari Bupati Aceh Utara

Kapolres Aceh Utara, AKBP Trie Aprianto, SH, MH melalui Kasat Reskrim menyampaikan, bahwa kasus ini mendapat perhatian serius dari Kapolda Aceh. 

Hal ini disebabkan oleh potensi konflik sosial yang dapat timbul akibat penyebaran ajaran yang menyimpang dari Islam. 

Oleh karena itu, seluruh proses hukum dijalankan secara transparan dan dengan pengawalan maksimal.

Millah Abraham, yang sebelumnya dikenal sebagai Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), telah lama menjadi sorotan karena ajarannya yang bertentangan dengan prinsip dasar Islam. 

Salah satu tokoh agama di Lhokseumawe, Ustaz Dr H Damanhur Abbas, Lc, MA menegaskan, bahwa ajaran ini sangat menyimpang dari aqidah Islam.

Baca juga:  Soal Ajaran Sesat Millah Abraham: Akademisi: Kelompok Terpinggirkan Mudah Tertarik Ideologi Baru

Menurutnya, penyimpangan utama terletak pada pengakuan kelompok ini terhadap Ahmad Musadeq sebagai nabi ke-26 setelah Nabi Muhammad SAW. 

Padahal, dalam Islam diyakini bahwa Nabi Muhammad adalah penutup para nabi dan rasul. Syariat yang dibawa Rasulullah merupakan syariat terakhir yang berlaku hingga akhir zaman.

Kelompok ini juga menolak mukjizat Nabi Isa AS dan Nabi Musa AS.

Juga tidak mewajibkan shalat lima waktu, serta mengklaim jumlah ayat Al-Qur’an sebanyak 9.236 ayat, berbeda dari keyakinan umat Islam yang menyebutkan 6.666 ayat.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved