Ajaran Millah Abraham di Aceh

Aliran Sesat Millah Abraham: Ancaman Serius Terhadap Aqidah Islam dan Stabilitas Sosial

Menurutnya, penyimpangan utama terletak pada pengakuan kelompok ini terhadap Ahmad Musadeq sebagai nabi ke-26 setelah Nabi Muhammad SAW. 

Penulis: Zaki Mubarak | Editor: Saifullah
Serambinews.com/HO
FAKTOR EKONOMI - Tokoh agama, Ustaz Damanhur Abbas menyoroti faktor ekonomi sebagai pemicu utama masyarakat terjerumus ke dalam ajaran sesat Millah Abraham.  

Modus perekrutan kelompok ini tergolong terselubung. 

Mereka memanfaatkan kegiatan sosial di rumah ibadah seperti membersihkan masjid atau memberikan bantuan sebagai sarana mendekati masyarakat. 

Baca juga: Jamaah Millah Abraham Ditangkap Warga karena Satu dari Tiga Pria Kabur Sebelum Pembaiatan

Setelah mendapatkan simpati, mereka mulai menyebarkan doktrin yang menyimpang.

Salah satu tersangka bahkan mengaku pernah menjadi anggota Negara Islam Indonesia (NII).

Pengakuan tersebut yang memperkuat dugaan keterkaitan kelompok ini dengan jaringan radikal yang telah lama menjadi perhatian aparat keamanan.

Enam tersangka yang diserahkan ke Kejaksaan Negeri Aceh Utara adalah:

Harun Arasyid (60), warga Bireuen, berperan sebagai Imam

Nazari A. Jalil (53), wiraswasta asal Aceh Utara, berperan sebagai duta

Eko Sayono (38), karyawan swasta dari Jakarta Utara, sebagai bendahara

Robby Heldy (38), karyawan swasta asal Medan

Abdi Ardiansyah (48), wiraswasta dari Medan Barat, sebagai Imam 1 dan pembaiat

Mercusuar (27), pemuda asal Bireuen, sebagai sekretaris

Baca juga: Dari Gafatar Berkembang Jadi Millah Abraham, 6 Tersangka Aliran Sesat di Aceh Utara ke Jaksa

Barang bukti yang diserahkan meliputi satu unit mobil Daihatsu Terios, sepeda motor Supra X, belasan telepon genggam, tiga laptop, proyektor, buku rekening, serta puluhan buku doktrin Millah Abraham.

Ustaz Damanhur Abbas juga menyoroti faktor ekonomi sebagai pemicu utama masyarakat terjerumus ke dalam ajaran ini. 

Banyak pengikut tergiur oleh kompensasi finansial yang ditawarkan, ditambah dengan kedangkalan pemahaman terhadap syariat Islam. 

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved