Berita Banda Aceh

Beda dari Minyak Angin Biasa, Inovasi Cajupach Anak USK Ini Tembus Empat Startup Terbaik Nasional

Ajang ini diselenggarakan oleh Universitas Pertamina, bekerja sama dengan berbagai institusi global seperti Yale University dan UNIDO.

Penulis: Firdha Ustin | Editor: Nurul Hayati
FOR SERAMBINEWS.COM
Inovasi minyak angin aromaterapi bernama Cajupach dari Atsiri Research Center (ARC) Universitas Syiah Kuala (USK), berhasil menorehkan prestasi gemilang di tingkat nasional. 

SERAMBINEWS.COM - Inovasi minyak angin aromaterapi bernama Cajupach dari Atsiri Research Center (ARC) Universitas Syiah Kuala (USK), berhasil menorehkan prestasi gemilang di tingkat nasional.

Produk ini sukses melaju ke babak grand final Greenovate Startup Accelerator 2025, menyisihkan lebih dari 60 startup lain dari seluruh Indonesia.

Ajang ini diselenggarakan oleh Universitas Pertamina, bekerja sama dengan berbagai institusi global seperti Yale University dan UNIDO.

Cajupach Medicated Aromatherapy Oil merupakan produk hilirisasi riset yang dikembangkan oleh tim multidisiplin dari USK.

Produk ini berbahan dasar minyak kayu putih dan minyak nilam berkualitas tinggi, yang kemudian diolah menjadi minyak angin dengan aroma harum, segar, dan menenangkan. 

Inovasi ini membedakannya dari produk herbal lain yang seringkali memiliki aroma menyengat.

Baca juga: FKep USK Gelar Pelatihan Pemberdayaan Keluarga & Kader Kesehatan untuk Cegah Stunting di Aceh Besar

Menurut salah satu peneliti, Cantika Dwi Riski, keunikan Cajupach lahir dari kolaborasi bidang ilmu kimia organik dan ekonomi.

"Kolaborasi ini memadukan aspek ilmiah, inovasi, dan keberlanjutan bisnis," jelasnya dalam rilis yang diterima Serambinews.com, Kamis (18/9/2025).

Hal ini menunjukkan bahwa penelitian di kampus tidak hanya berhenti di laboratorium, tetapi juga mampu menghasilkan produk yang menjawab kebutuhan pasar.

Keberhasilan Cajupach masuk ke jajaran empat startup terbaik nasional di bidang Green Chemistry, menjadi bukti nyata bahwa inovasi riset USK memiliki daya saing global.

Bersama tiga startup lainnya, Legend Tren Internasional, Aqubeta, dan KLH Bioreactor, Cajupach akan berlaga di Grand Final Greenlink pada Oktober mendatang.

"Keberhasilan Cajupach merupakan tonggak penting bagi hilirisasi riset Universitas Syiah Kuala. Ini bukti bahwa inovasi berbasis green chemistry mampu memberikan solusi nyata untuk kebutuhan masyarakat sekaligus mendukung keberlanjutan industri," ujar Dewi, peneliti lain dalam tim. 

Baca juga: UIN Ar-Raniry Raih Peringkat 2 di MTQ Internasional IQRA-USK 2025, Ini Nama-namanya

Dengan capaian tersebut, tim peneliti Cajupach dari ARC USK semakin menegaskan komitmennya dalam melahirkan inovasi riset, yang berdaya saing global dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi hijau Indonesia. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved