Berita Aceh Tamiang

Warga Karangbaru Aceh Tamiang Protes Pembangunan Parit Isolasi PTPN

Truk itu sebesar apa, tapi ketika masuk ke dalam parit ini, tidak terlihat. Itu saking dalamnya lubang ini. RIDWAN

|
Editor: mufti
Serambi Indonesia
PROTES PARIT ISOLASI - Parit isolasi yang dibangun PTPN IV Regional 6 telah memakan korban. Masyarakat meminta parit ini ditutup melalui aksi protes yang dilakukan pada Selasa (23/9/2025). 

Truk itu sebesar apa, tapi ketika masuk ke dalam parit ini, tidak terlihat. Itu saking dalamnya lubang ini. RIDWAN, Kepala Mukim Simpang IV Karangbaru

SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Pembangunan parit isolasi PTPN IV Regional 6 diprotes warga karena sangat membahayakan. Perusahaan perkebunan pelat merah ini pun dituding mengabaikan keselamatan masyarakat demi keuntungan pribadi.

Pernyataan tegas ini disampaikan Kepala Mukim Simpang IV Karangbaru, Ridwan ketika ikut memasang spanduk imbauan di sepanjang parit isolasi kebun PTPN IV Regional 6, Selasa (23/9/2025).

“Spanduk ini dipasang karena laporan kami tidak pernah dihiraukan manajemen Perkebunan. Mereka sama sekali tidak memikirkan keselamatan masyarakat,” tegas Ridwan.

Ridwan mengatakan, sudah terlalu sering mobil boks terguling ke dalam parit isolasi.Sebagai gambaran dalamnya lubang parit itu, ungkap Ridwan, warga sempat tidak menyadari ada truk yang terperosok.

“Truk itu sebesar apa, tapi ketika masuk ke dalam parit ini, tidak terlihat. Itu saking dalamnya lubang ini,” kata dia.

Ridwan menekankan, keberadaan parit isolasi itu bukan hanya membahayakan pengendara, tapi juga membuat ruas jalan nasional rusak. Di beberapa titik beram jalan sudah terdapat patahan, bahkan sebagian sudah runtuh ke dalam parit isolasi.

“Setahu kami, ada regulasi jarak dari badan jalan, tapi mereka membuat parit ini persisi di beram jalan. Mereka sudah membuat kerusakan fasilitas umum,” ungkapnya.

Ridwan meminta Pemkab Aceh Tamiang dan Pemerintah Aceh turun tangan lantaran tertutupnya manajemen PTPN IV Regional 6. 

Bahkan, dia meminta Kementerian BUMN mengevaluasi jajaran direksi PTPN IV Regional 6 karena dinilai terlalu arogan. “Mereka arogan, Mukim dan Datok Penghulu tidak dihargai,” ujarnya.

Datok Penghulu Kampung Paya Awe, Zulfikar mengatakan, ada lima spanduk yang dipasang dengan harapan masyarakat menyadari kalau beram jalan di kawasan itu sudah berubah menjadi jurang.

“Lihat sendiri kondisinya dipenuhi semak, orang yang tidak tahu mengira di beram jalan itu masih ada tanah, nyatanya sudah jurang,” kata Zulfikar.

Zulfikar menyebut, lubang sedalam kurang lebih tiga meter dengan lebar satu meter itu sering memakan korban. Umumnya kendaraan yang terjebak merupakan mobil pengangkut komoditas dagangan.

“Tujuan mereka parkir untuk drop barang ke kedai, karena tidak tahu beram sudah berubah jadi jurang, otomatis langsung terperosok,” ungkapnya.

Zulfikar memastikan, pihaknya sudah beberapa kali mengimbau PTPN IV Regional 6 untuk memperbaiki parit isolasi itu, namun tidak pernah digubris. Disadari kalau parit itu berfungsi untuk menjaga aset perkebunan, tapi seharusnya tidak merugikan masyarakat.(mad)

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved