Berita Banda Aceh

PERHAPI Aceh Sebut Pemulihan Akibat Tambang Ilegal Capai Ratusan Miliar, Begini Dampaknya

Instruksi Gubernur Aceh, Muzakir Manaf dan pernyataan ESDM Aceh perihal penutupan tambang ilegal mendapat dukungan dari sejumlah pihak

Penulis: Indra Wijaya | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM/HO
Sekjend PERHAPI Aceh, Muhammad Hardi. 

Laporan Indra Wijaya | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Instruksi Gubernur Aceh, Muzakir Manaf dan pernyataan ESDM Aceh perihal penutupan tambang ilegal mendapat dukungan dari sejumlah pihak.

Salah satunya Persatuan Ahli Pertambangan Indonesia (PERHAPI) Aceh. 

Mereka menilai rencana penutupan aktivitas tambang ilegal tersebut merupakan langkah penting dan sangat krusial.

Sekjen PERHAPI Aceh, Muhammad Hardi ST MT, mengatakan, penutupan tambang ilegal itu tidak hanya menyangkut langkah penegakan hukum, melainkan demi keadilan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.

Terlebih kata Hardi, hasil temuan Panitia Khusus (Pansus) DPR Aceh menyebutkan adanya 1.000 titik tambang ilegal yang tersebar di beberapa kabupaten, dengan potensi aliran dana ilegal mencapai ratusan miliar rupiah per tahun. 

“Aktivitas tersebut tidak hanya merugikan pendapatan daerah, tetapi juga menimbulkan kerusakan lingkungan yang serius,” katanya, Sabtu (27/9/2025).

Baca juga: Mualem Ultimatum Tambang Ilegal, Minta Tarik Semua Alat Berat dalam Hutan dalam 2 Minggu

Terlebih lanjut Hardi, tambang ilegal telah meninggalkan lubang-lubang terbuka, merusak hutan/area terdampak, mencemari sungai, dan mengancam keselamatan masyarakat di sekitar lokasi. 

“Jika tidak segera ditangani, kerusakan ekologis yang ditimbulkan akan menurunkan kualitas hidup masyarakat Aceh secara jangka panjang,” ujar Hardi.

Saat ini lanjut Hardi, tambang ilegal menyebabkan deforestasi lahan terutama di daerah DAS dan sekitarnya.

Sangat terlihat hilangnya vegetasi terutama daerah sekitar sungai di beberapa kabupaten Aceh seperti di Pidie, Nagan Raya, Aceh Barat. 

Vegetasi itu menyebabkan peningkatan risiko longsor dan banjir bandang di beberapa kawasan.

Hal ini juga berdampak pada adanya sedimentasi sungai. 

Baca juga: DPRA: Penegak Hukum Terima Upeti Rp360 Miliar/Tahun dari Tambang Ilegal di Aceh

Debit aliran dapat berkurang hingga 30–40 persen di beberapa daerah aliran sungai yang terkena dampak tambang emas ilegal.

Belum lagi pemulihan lahan tersebut, yang membutuhkan biaya pemulihan sangat besar. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved