Berita Aceh Utara

Soroti Program MBG, Pengamat Komunikasi Unimal: Keterbukaan Informasi hingga Keterlibatan Pemkab

Pengamat Unimal Aceh Utara, Masriadi Sambo, menilai Program Makan Bergizi Gratis (MBG) masih menyisakan persoalan mendasar

Penulis: Jafaruddin | Editor: Muhammad Hadi
For Serambinews.com
MASRIADI SAMBO - Dosen Ilmu Komunikasi, Universitas Malikussaleh (Unimal) Kabupaten Aceh Utara, Masriadi Sambo. 

Laporan Jafaruddin I Aceh Utara

SERAMBINEWS.COM, LHOKSUKON – Pengamat Komunikasi Politik Universitas Malikussaleh (Unimal) Aceh Utara, Masriadi Sambo, menilai Program Makan Bergizi Gratis (MBG) masih menyisakan persoalan mendasar.

Salah satunya adalah minimnya keterbukaan informasi, terutama terkait transparansi standar Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi  (SPPG), sehingga publik tidak dapat mengetahui secara detail menu yang disajikan maupun kualitas layanan yang diberikan.

"Zaman sudah canggih, harusnya ada regulasi dari Badan Gizi Nasional (BGN) yang mewajibkan SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) mengumumkan menu dan kadar gizinya lewat media sosial," sebut Masriadi kepada Serambinew.com, Minggu (5/10/2025).

Termasuk mencantumkan siapa ahli gizi yang bertanggungjawab di dapur MBG.

Sehingga rasa percaya publik tumbuh dan target Presiden RI Prabowo Subianto tercapai yaitu generasi emas dengan gizi yang cukup.

“Jika dianggap perlu, proses memasak dan mengemas bisa disiarkan secara live lewat media sosial. Ini tidak butuh banyak biaya,” terang Masriadi.

Baca juga: Orang Tua Siswa Kasihan dengan Presiden Prabowo: MBG Itu Program Mulia, Tapi Jadi Proyek di Lapangan

Selain itu, BGN harus segera menegaskan posisi pemerintah daerah dalam pengawasan SPPG.

Saat ini, daerah hanya diwajibkan membuat satuan tugas, namun tidak jelas pendanaan dan kewenangan pemerintah daerah dalam program MBG.

“Satuan tugas daerah ini seharusnya dibuat sesimpel mungkin oleh BGN lengkap dengan petunjuk teknis, misalnya sektor pengawasan, informasi dan manajemen krisis plus honorariumnya.

 Percayalah, jika dibentuk tim tanpa jelas pendanaan tim itu hanya di atas kertas saja, tanpa aksi apa pun,” terangnya.

Untuk pendanaan, sebaiknya menjadi beban BGN. Karena tidak semua daerah memiliki ruang fiskal untuk pendanaan tambahan. 

Mayoritas daerah di Aceh bergantung dengan dana transfer dari pemerintah pusat.

Sektor keterbukaan informasi harus menjadi perhatian BGN. Sehingga, Presiden RI, Prabowo Subianto bisa memonitor langsung dari perkembangan lapangan yang disampaikan masyarakat dan media massa. Bukan dari vendor MBG.

Baca juga: Dinkes Aceh Utara : Murid Tumbang Usai Santap Menu MBG Baru Terjadi di Matangkuli

Selain itu, BGN harus mulai berpikir ulang untuk mengatasi kejenuhan murid mengonsumsi menu MBG.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved