Berita Aceh Tamiang
Dosen FP Unsam Lakukan PkM Sinergisitas Hulu dan Hilir Budidaya Tanaman Nilam di Aceh Tamiang
Hadirkan Narasumber Ahli, Dosen FP Unsam Lakukan PkM Sinergisitas Hulu dan Hilir Budidaya Tanaman Nilam di Aceh Tamiang
Penulis: Zubir | Editor: Muhammad Hadi
Sedangkan untuk menghindari serangan penyakit layu fusarium dan kaki gajah, maka indukan tanaman nilam harus disemprot dengan insektisida dan fungsida.
Baca juga: Dosen Unsam Latih Kaum Ibu di Langsa Sulap Cangkang Kerang Jadi Pupuk, Daun Mangrove Bisa Jadi Sabun
Sementara narasumber lainnya, Ilyas Safala merupakan petani nilam dari Kabupaten Pasaman Barat, Propinsi Sumatera Barat, memberikan materi tentang defisiensi unsur hara pada lahan budidaya tanaman nilam.
Dalam paparannya beliau menyampaikan bahwa pada tahap pemeliharaan tanaman harus disesuaikan dengan rekomendasi Pemeliharaan Tanaman Spesifik Lokasi.
Terkait dengan pemupukan wajib menerapkan prinsip 5 T (tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, tepat cara dan tepat sasaran).
Kemudian di hadir kedua kegiatan itu, Dosen Unsam juga menghadirkan narasumber Muhammad Syahrial, SE, merupakan Sekretaris Koperasi Aroma Tamiang Makmur yang memberikan materi tentang Analisis Usahata Tani Nilam.
Dalam paparannya, beliau menyampaikan bahwa tanaman nilam mempunyai prospek yang cerah untuk dikembangkan dilihat dari sisi ekonomi.
Menurutnya, dalam 1 hektar diperlukan biaya produksi sebesar Rp 40.000.000 dengan pengahasilan atau pendapatan kotor per satu kali panen (5 bulan umur tanam) sebesar Rp 90.000.000, sehingga diperoleh pendapatan bersih Rp 50.000.000 atau rata-rata Rp 10.000.000/bulan.
Selain itu, dari usaha tani nilam yang selama ini dilakukan oleh mitra petani dari Koperasi Aroma Tamiang Makmur mampu menurunkan angka kemiskinan.
Bahkan telah menciptakan pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi serta mewujudkan kehidupan yang sehat dan sejahtera.
Rangkaian kegiatan PKM pada hari ke 2 ini ditutup dengan penyampaian materi Pelatihan Metode Visual Evaluation of Soil Structrure (VESS).
Baca juga: Jembatan Gantung Lambhuk-Lamseupeung Diresmikan, Mudahkan Warga ke Masjid Keuchik Leumiek
Dalam paparannya beliau menjelaskan bahwa metode ini dapat digunakan untuk mengevaluasi kualitas tanah karena cepat, efektif dan dapat menggambarkan kondisi kualitas tanah pada berbagai tipe tutupan lahan.
Metode VESS mudah untuk diterapkan pada lahan dengan akses yang sulit dan terbatas serta memberikan hasil yang cepat.
Adapun parameter yang dapat di evaluasi antara lain struktur tanah melalui analisis ukuran agregat tanah, bentuk agregat, porositas tanah, warna, dan akar menggunakan bagan yang berisi dimensi dan deskripsi untuk mengetahui karakteristik tanah.
Dr. Iswahyudi, SP., M.Si dikesemoatan itu berharap setelah dilakukan PkM ini, bisa meningkatkan ketrampilan petani dalam budidaya tanaman nilam, aspek produksi dan aspek manajemen untuk keberlanjutan usaha.
Dosen ini juga menyampaikan bahwa pada tanggal 15 Oktober 2025 nanti, Dosen PkM akan melakukan serah terima satu unit pH tanah, 1 set pisau stek nilam.
Lalu, satu unit mesin destilasi minyak nilam berbahan stainless stell dengan kapasitas produksi 30 kg /proses.
"Harapan kami dengan pemberian alat ini akan menghasilkan minyak nilam dengan kualitas tinggi (rendemen <2>31 % ) oleh petani nilam Aceh Tamiang ini," pungkasnya.
Baca juga: Wamendukbangga Ingin Sekolah Garuda Mampu Lahirkan Pemimpin Unggul di Aceh
Barista Aceh Diminati Negara Timur Tengah, Gaji Bisa Capai Rp 18 Juta |
![]() |
---|
Ummi Arongan Wafat, PA/KPA Aceh Tamiang Sebut Almarhumah Pejuang Dakwah |
![]() |
---|
BPJN Aceh Mulai Perbaiki Kerusakan Jembatan Krueng Tamiang |
![]() |
---|
Harga Emas Meroket, Pria Lajang di Aceh Kesulitan Penuhi Tradisi Mahar |
![]() |
---|
Pengurus Baru Terbentuk, Pematang Jadi Wadah Berkembangnya Aceh Tamiang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.