Tapal Batas
Soal Tapal Batas, Bupati Aceh Barat: Bisa Diselesaikan dengan Tawa dan Senyum
Bupati Tarmizi kemudian mengingatkan bahwa sejumlah kabupaten yang ada saat ini
Penulis: Sadul Bahri | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Wartawan Serambi Indonesia Sa’dul Bahri l Aceh Barat
SERAMBINEWS.COM, ACEH BARAT - Bupati Aceh Barat, Tarmizi, SP, MM, menanggapi isu perbedaan pendapat soal tapal batas antara Kabupaten Aceh Barat dan Kabupaten Nagan Raya dengan sikap yang santai namun bermakna.
Dalam suasana hangat pada malam pembukaan Pekan Kebudayaan Aceh Barat (PKAB) dan perayaan HUT Kota Meulaboh ke-437, Sabtu (11/10/2025) malam, ia menyampaikan bahwa hal-hal seperti ini tidak perlu dibesar-besarkan, dan bisa diselesaikan secara baik.
"Kalau ada beda pendapat soal tapal batas, itu hal yang wajar. Tapi semua bisa kita selesaikan dengan senyum dan tawa," kata Tarmizi dari atas panggung, disambut tepuk tangan para tamu undangan.
Dengan gaya santai dan penuh humor, ia bahkan menyapa langsung Wakil Bupati Nagan Raya, Raja Sayang, yang hadir dalam acara tersebut.
"Kiban Pak Wakil Bupati Nagan Raya (Bagaimana Pak Wakil Bupati Nagan Raya?)," sindirnya sembari tersenyum, mencairkan suasana dan mengundang gelak tawa dari para tamu undangan.
Bupati Tarmizi kemudian mengingatkan bahwa sejumlah kabupaten yang ada saat ini di wilayah barat Aceh sejatinya adalah hasil pemekaran dari Aceh Barat.
“Dulu Aceh Barat satu. Lalu mekar menjadi Kabupaten Simeulue, mekar menjadi Nagan Raya, dan mekar lagi menjadi Kabupaten Aceh Jaya. Jadi pada dasarnya satu, semuanya berasal dari Aceh Barat,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa perbedaan wilayah administratif seharusnya tidak menjadi sumber konflik, apalagi permusuhan, karena hubungan historis dan kekerabatan di antara masyarakat tetap terjaga.
Dalam kesempatan tersebut, Tarmizi juga menegaskan bahwa saat ini Kota Meulaboh belum berstatus sebagai kota pemerintahan, melainkan masih menjadi ibu kota Kabupaten Aceh Barat.
Namun, soal Kota Meulaboh saat ini sedang diperjuangkan agar Meulaboh bisa mekar menjadi kota administratif tersendiri di masa mendatang.
“Perayaan HUT Kota Meulaboh ke-437 ini buka sebuah kota pemerintahan. Tapi ke depan, tetapi nanti hendaknya bisa dirayakan lebih meriah lagi jika sudah mekar dari kabupaten induk, dan menjadi kota sendiri,” terangnya.
Ia optimis bahwa pemekaran Kota Meulaboh bukanlah hal mustahil, menilik sejarah pemekaran Aceh Barat sebelumnya yang telah berhasil.
“Insya Allah ini pasti bisa terjadi. Kita telah melihat Simeulue, Nagan Raya, dan Aceh Jaya bisa mekar, maka Meulaboh pun sangat mungkin,” ujarnya penuh semangat.
Sementara pada perayaan HUT Kota Meulaboh ke-437 yang dirangkai dengan pembukaan PKAB bukan hanya ajang hiburan dan budaya, tapi juga momentum untuk merefleksikan sejarah panjang Meulaboh sebagai pusat peradaban di wilayah barat Aceh. Dengan berbagai program pembangunan dan budaya, acara ini menjadi pengingat bahwa kemajuan Aceh Barat dan Meulaboh tidak lepas dari kekompakan, persatuan, dan harapan masa depan.
Acara tersebut juga menjadi simbol kuat keharmonisan antardaerah, dengan kehadiran para pejabat dari Tingkat nasional, Provinsi Aceh, serta berbagai kabupaten tetangga, termasuk Nagan Raya, yang secara historis lahir dari rahim Aceh Barat.(*)
Dialog Bersama Tokoh Jaya, Pj Bupati: Sebelum Fajar 2023, Tapal Batas Harus Selesai |
![]() |
---|
Pilar Batas Belum Dipasang, Masyarakat Tenggulun Pasang Baliho Raksasa di Perbatasan Sumut |
![]() |
---|
Aceh Ajukan Protes ke Google Indonesia Terkait Kampung Lae Balno, Aceh Singkil Masuk Wilayah Sumut |
![]() |
---|
Kapolres Minta Masyarakat Aceh Tamiang Tenang soal Tapal Batas, Tetap Merujuk Permendagri |
![]() |
---|
Plt Bupati Dailami Sampaikan Tuntutan Masyarakat soal Tapal Batas ke Gubernur Aceh |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.