Berita Banda Aceh

Aceh Disebut Berpeluang Kembangkan Wisata Islami Unggulan

Prof. Marwan menyebutkan, tren kunjungan wisatawan, baik mancanegara maupun domestik, menunjukkan peluang yang menjanjikan

Penulis: Rianza Alfandi | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM/HO
MEMBERI MATERI – Dewan Pakar Pusat Riset Komunikasi Pemasaran, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kita Kreatif) Universitas Syiah Kuala (USK), Prof. Marwan sedang memberi materi pada kegiatan International Business and Economics Conference (IBEC) ke-4 di Medan, Kamis (16/10/2025). 

Laporan Wartawan Serambi Indonesia Rianza Alfandi | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Dewan Pakar Pusat Riset Komunikasi Pemasaran, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kita Kreatif) Universitas Syiah Kuala (USK), Prof. Marwan, mengungkapkan bahwa Aceh memiliki peluang besar untuk berkembang sebagai destinasi wisata Islami unggulan di kawasan regional.

Menurutnya, kekayaan alam, budaya, dan identitas keislaman Aceh menjadi fondasi kuat bagi pengembangan pariwisata yang berkarakter dan berdaya saing.

Hal ini disampaikan Prof. Marwan saat menjadi pemateri pada kegiatan International Business and Economics Conference (IBEC) ke-4 di Medan, Kamis (16/10/2025) kemarin.

“Berbagai destinasi alam seperti Pulau Rubiah di Sabang, Puncak Grapela di Aceh Selatan, Pulau Banyak di Aceh Singkil, Danau Laut Tawar di Aceh Tengah, hingga Taman Leuser di Aceh Tenggara menunjukkan keragaman lanskap yang mampu menarik minat wisatawan,” jelasnya.

Tak hanya itu, di wilayah tengah Aceh, Tanah Rencong juga memiliki kesejukan alam dan aroma kopi Gayo yang memiliki daya tarik tersendiri.

Baca juga: Baru Dua Bulan Menjabat, Kasat Reskrim Polresta Banda Aceh Dimutasi ke Polda

Sementara di pantai Timur serta kawasan Barat Selatan menawarkan pesona budaya, kuliner, dan hamparan laut biru yang menjadi daya tarik bagi wisatawan.

Prof. Marwan menyebutkan, tren kunjungan wisatawan, baik mancanegara maupun domestik, menunjukkan peluang yang menjanjikan.

“Perbandingan dengan destinasi internasional seperti Maladewa juga menjadi tolok ukur yang membuka ruang optimisme bahwa Aceh dapat bersaing melalui keunikan wisata Islami dan pesona alamnya,” jelasnya.

Meskipun demikian, ia juga tidak menafikan bahwa masih ada fasilitas wisata yang belum memadai, mulai dari rendahnya kualitas layanan, minimnya promosi digital, serta infrastruktur jalan dan transportasi belum terintegrasi secara optimal.

“Kondisi ini, membutuhkan langkah konkret agar potensi besar yang dimiliki Aceh tidak berjalan stagnan,” ungkapnya.

Baca juga: Infrastruktur Pariwisata Bernapaskan Syariat untuk Kemakmuran Aceh

Oleh karena itu, Prof Marwan menekankan pentingnya pelatihan sumber daya manusia pariwisata, peningkatan infrastruktur dan konektivitas, serta penguatan tata kelola destinasi.

Serta juga perlu pergelaran festival tahunan, pengembangan transportasi wisata terpadu, promosi digital yang efektif, dan keterlibatan sektor swasta melalui investasi menjadi langkah strategis yang perlu dipercepat.

“Berbagai hasil penelitian dari Pusat Riset Kita Kreatif USK mendukung arah pengembangan ini, mulai dari kajian loyalitas wisatawan, promosi destinasi Sabang, hingga strategi pascapandemi dan pengaruh kualitas produk terhadap keputusan kunjungan,” jelasnya.

Di akhir pemaparannya, Prof. Marwan mengaku optimis bahwa dengan penguatan strategi, kolaborasi lintas sektor, dan komitmen bersama, Aceh dapat tampil sebagai destinasi wisata Islami yang berkarakter, berdaya saing, dan berkontribusi pada kesejahteraan masyarakatnya.

Baca juga: Pemko Harus Punya Rencana Induk Dalam Pengelolaan Pariwisata di Banda Aceh

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved