Fenomena Peredaran Sabu di Aceh
Inspiratif! Pria Aceh Utara Hilangkan 12 Tahun Kecanduan Sabu dengan Dengar Azan & Shalat Berjamaah
"Awal-awalnya memang berat. Tapi berkat doa orangtua, keluarga, dan guru, alhamdulillah semuanya dapat saya lalui," ujarnya.
Penulis: Saiful Bahri | Editor: Saifullah
Saat awal-awal mengenal sabu, efek yang dia rasakan hanya tidak selera makan dan tidak bisa tidur.
"Lalu saat kepala kita dalam dosis, tidak tahu disalurkan kemana, hanya bisa disalurkan dengan main domino bersama-sama," kenangnya.
Saat itu, memang dia tidak rutin mengonsumsi sabu.
Pertama, karena faktor keuangan, yakni masih berstatus mahasiswa, dan kedua karena sulit untuk mendapatkannya.
Sedangkan mulai rutin dan harus isap sabu setiap hari karena kecanduan, mulai tahun 2002.
Saat itu, dia pun sudah mulai bekerja dan memiliki banyak pendapatan.
Dia memakai sabu secara rutin berlangsung hingga tahun 2014 atau selama 12 tahun.
Dalam 12 tahun tersebut, setiap hari dia pasti harus menggunakan sabu.
Rata-rata uang yang dihabiskan setiap hari untuk sabu sekitar Rp 300 ribu.
Baca juga: Sosok Imam Ghozali, Anak Durhaka yang Bunuh Ibu Kandung, Pengangguran dan Pecandu Pil Koplo
Ditambah lagi, saat itu dia memiliki teman seorang bandar, sehingga sangat mudah dia mendapatkan sabu.
"Pastinya, satu hari harus bisa isap sabu. Bila sedang tidak ada uang, maka harus cari utang, pokoknya sabu harus saya isap," katanya.
Sedangkan bila tidak mengunakan sabu, maka kala itu dia akan langsung merasa gelisah.
Tidak tahu harus berbuat apa dan pastinya suka marah-marah.
"Sedangkan pelampiasan saat sudah kena sabu, seperti main judi, atau aktivitas lainnya yang memang bisa melalaikan," katanya.
Pada awal tahun 2014, dirinya sudah mulai memiliki tekat untuk bisa berhenti.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/aceh/foto/bank/originals/WBP-ikut-lomba-azan.jpg)