Aceh Timur

1.200 Meter Pesisir Pantai Aceh Timur Abrasi, Jalan Desa Matang Rayeuk PP Nyaris Putus

Awalnya bibir pantai dengan jalan desa memiliki luas 80 meter, namun karena abrasi yang terjadi setahun dua kali, bibir pantai makin

Penulis: Maulidi Alfata | Editor: Nur Nihayati
Serambinews.com/Maulidi Alfata    
EKSES ABRASI - Jalan desa Matang Rayeuk PP, Kecamatan Idi Timur, Aceh Timur, hampir putus tergerus abrasi, Jalan tersebut juga merupakan satu-satunya jalan menuju tempat destinasi wisata pantai Pelangi di desa tersebut, Minggu (26/10/2025). 

 

Awalnya bibir pantai dengan jalan desa memiliki luas 80 meter, namun karena abrasi yang terjadi setahun dua kali, bibir pantai makin 

Laporan Maulidi Alfata | Aceh Timur

SERAMBINEWS.COM, IDI - Sepanjang 1.200 meter pesisir pantai Matang Rayeuk PP, Kecamatan Idi Timur, Aceh tergerus abrasi, dari total 1.200 meter pesisir pantai yang sudah tergerus, 600 meter di antaranya sangat parah hingga menyebabkan jalan desa Matang Rayeuk juga hampir terputus. 

Abrasi semakin parah tatkala adanya banjir rob atau pasang purnama yang menimpa pesisir pantai itu.

Pantauan Wartawan Serambinews.com, (Serambi Indonesia) Maulidi Alfata, pada Minggu (26/10/2025).

Abrasi yang terjadi di Gampong Matang Rayeuk PP ini jika tidak ditanggani langsung akan berdampak pada kehilangan banyak bibir pantai hingga kehilangan destinasi objek wisata di desa tersebut.

Baca juga: Abrasi Pantai Pulo Sarok Mengganas, Wabup Aceh Singkil: Tahun Ini Dibangun Penahan Ombak

Awalnya bibir pantai dengan jalan desa memiliki luas 80 meter, namun karena abrasi yang terjadi setahun dua kali, bibir pantai makin tergerus dan saat ini sudah mulai memakan jalur lalulintas seperti jalan desa yang berada di pesisir laut. 

Masyarakat di sana khawatir jika abrasi terus menggerus pesisir pantai bisa menenggelamkan desa mereka nantinya.

Tak hanya itu, laut desa Matang Rayeuk PP yang dikenal dengan banyaknya pohon cemara laut, juga mulai tumbang satu-satu, pohon-pohon itu roboh akibat tergerus abrasi.

Sekretaris Desab(Sekdes) Matang Rayeuk PP, Khaidir menjelaskan bahwa abrasi terjadi pertama kali pada tahun 2021,dan sejak lima tahun terakhir ini abrasi semakin parah. 

Dampak ini disebabkan adanya pasang purnama yang setiap tahun selalu terjadi dua atau tiga kali, ditambah lagi pesisir pantai Matang Rayeuk PP tidak memiliki batu pemecah ombak.

"Abrasi terjadi pada saat air pasang dan angin kencang, dari keseluruhan yang terkena abrasi yang paling parah sekitar 300 meter, dan sudah merambat ke jalan desa, abrasi ini juga karena kami tidak ada baru pemecah ombak," ungkapnya.

Khaidir menjelaskan bahwa ditempat abrasi tersebut sebelumnya juga dihuni oleh pelaku ekonomi di tempat wisata, seperti penjual kuliner, namun semenjak abrasi penjual mulai pindah.

Khaidir menjelaskan jalan yang terkena abrasi itu merupakan jalan desa yang juga terhubung ke tempat destinasi wisata pantai Pelangi yang ada di desa Matang Rayeuk PP. 

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved