Berita Aceh Utara

Unimal Serahkan Hasil Penelitian Soal Desa Wisata ke Disporapar Aceh Utara

Dalam dokumen tersebut, para peneliti menyoroti bahwa kapasitas kelembagaan desa wisata di Aceh Utara masih memiliki ruang untuk penguatan.

Penulis: Jafaruddin | Editor: Saifullah
Foto Dok Dosen Unimal
SERAHKAN HASIL RISET - Tim Dosen Universitas Malikussaleh (Unimal) menyerahkan dokumen policy brief dari hasil riset kepada Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disporapar) Kabupaten Aceh Utara yang diterima Kepala Disporapar, M Nasir, Senin (27/10/2025). 

Laporan Wartawan Serambi Indonesia Jafaruddin I Aceh Utara

SERAMBINEWS.COM, LHOKSUKON - Tim peneliti dari Universitas Malikussaleh (Unimal) menyerahkan hasil penelitian dalam bentuk policy brief kepada Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disporapar) Kabupaten Aceh Utara, Senin (27/10/2025).

Policy brief berjudul “Penguatan Kelembagaan Pariwisata Pedesaan Kabupaten Aceh Utara melalui Model Adaptive Institutional Capacity (AICM)” ini disusun oleh Dr Ade Muana Husniati, Chairil Akhyar, MSi, dan Nazaruddin, MAP.

Mereka tergabung dalam tim dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) serta Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unimal.

Dalam dokumen tersebut, para peneliti menyoroti bahwa kapasitas kelembagaan desa wisata di Aceh Utara masih memiliki ruang untuk penguatan.

Meskipun daerah ini menyimpan potensi besar dalam pengembangan pariwisata berbasis budaya, religi, dan alam, kapasitas kelembagaan yang lebih kokoh diperlukan untuk mendorong pengelolaan dan keberlanjutan sektor tersebut.

Data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenpar Ekraf) mencatat, Aceh Utara memiliki desa wisata dengan kategori rintisan dan berkembang. 

Baca juga: Desa Wisata Iboih Raih Penghargaan ASEAN Public Toilet Standard Award 2025

Artinya, di Aceh Utara belum ada yang mencapai kategori maju dan mandiri.

“Ini menunjukkan bahwa penguatan kelembagaan dan tata kelola destinasi harus menjadi prioritas agar desa wisata bisa naik kelas,” ujar Dr Ade Muana Husniati dalam penyerahan policy brief di Lhoksukon, Aceh Utara.

Melalui model AICM, tim peneliti menawarkan empat strategi utama.

Yakni memperkuat legitimasi sosial-religius melalui keterlibatan ulama, mendorong alokasi dana desa khusus pariwisata, melindungi ekonomi lokal melalui kemitraan adil, serta membangun kelembagaan adaptif lewat pelatihan Pokdarwis dan sistem data destinasi.

Kepala Disporapar Aceh Utara, M Nasir, MSi menyambut baik hasil riset tersebut dan menyatakan siap menindaklanjutinya.

“Rekomendasi dari tim Unimal ini sangat relevan untuk memperkuat kelembagaan desa wisata agar lebih mandiri dan berkelanjutan,” ujarnya.

Baca juga: Warga Lingkungan Kampus Unimal Aceh Utara Diajari Ubah Sampah Organik Jadi Pupuk Kompos

Sementara itu, Kabid Pariwisata Disporapar Aceh Utara, Umar Ali, SSos, MAP menambahkan, bahwa hasil penelitian tersebut akan menjadi bahan rujukan penting bagi pengembangan destinasi wisata di tingkat gampong.

“Rekomendasi dalam policy brief ini sangat relevan untuk memperkuat kelembagaan desa wisata dan membuka peluang kerja sama lintas sektor,” terang Umar Ali.

Menurut Chairil Akhyar, MSi, model ini dirancang agar desa wisata di Aceh Utara tidak lagi bergantung pada event sesaat, melainkan memiliki sistem pengelolaan yang berkelanjutan.

“Selama ini kegiatan pariwisata masih bersifat insidental. Dengan AICM, kita ingin membantu Pemkab membangun ekosistem pariwisata yang adaptif, berbasis nilai Islam, dan menguntungkan masyarakat,” ujar Chairil.

Baca juga: Disporapar Aceh Utara Adakan Pelatihan Wirausaha Muda Pemula di Lokasi Wisata

“Melalui penerapan model AICM ini, Aceh Utara diharapkan dapat melahirkan Desa Wisata Islami Adaptif, yaitu desa yang mampu memadukan nilai-nilai keislaman, profesionalisme, dan pemberdayaan ekonomi lokal dalam pengelolaan pariwisata,” pungkas Nazaruddin, MAP.(*)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved