Pemuda Aceh Tewas Dikeroyok di Sibolga

Warga Aceh Dikeroyok di Masjid Sibolga, 4 Pelaku Pembunuhan Ditangkap

Keluarga Arjuna Tamaraya (21), pemuda asal Desa Bunga, Kecamatan Salang, Kabupaten Simeulue, menuntut keadilan atas kematian Arjuna

Editor: mufti
COVER KORAN SERAMBI INDONESIA
HEADLINE KORAN SERAMBI INDONESIA EDISI SELASA 20251104 
Ringkasan Berita:
  • Keluarga Arjuna Tamaraya pemuda asal Desa Bunga, Kecamatan Salang, Kabupaten Simeulue, menuntut keadilan atas kematian Arjuna
  • Menurut informasi yang diterima Kausar, peristiwa pengeroyokan terjadi sekitar pukul 02.00 WIB, Sabtu (1/11/2025) dini hari
  • Kasat Reskrim Polres Sibolga AKP Rustam Silaban menjelaskan Dalam rekaman CCTV para pelaku memukuli korban di dalam masjid, lalu menyeret korban keluar dalam keadaan tak berdaya hingga kepala korban terbentur di anak tangga masjid. 

Ibu itu kemudian bilang bisa, karena kan ini rumah Allah, kata si ibu. Korban kemudian istirahat ke dalam masjid. Kausar, Paman Korban

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Keluarga Arjuna Tamaraya (21), pemuda asal Desa Bunga, Kecamatan Salang, Kabupaten Simeulue, menuntut keadilan atas kematian Arjuna yang tewas akibat pengeroyokan oleh sekelompok orang di Masjid Agung Sibolga, Sumatera Utara, Jumat (31/10/2025).

Paman korban, Kausar Amin, menyebut Arjuna sebagai sosok yang dikenal baik dan santun. Ia juga merupakan anak kedua dari empat bersaudara dan telah lama tinggal di Sibolga untuk bekerja sebagai nelayan. Arjuna adalah anak yatim, sementara ibunya menetap di Simeulue. Dua dari tiga saudari Arjuna kini sedang menempuh pendidikan di Banda Aceh.

Kausar mengaku mengetahui kabar duka tersebut dari media sosial. “Saya adik kandung dari ayah korban. Jenazah sudah kami semayamkan di Sibolga pada Sabtu kemarin. Keluarga dari Simeulue tidak ada yang berangkat ke Sibolga. Jenazah korban ditangani oleh keluarga yang di sini,” kata Kausar saat dihubungi Serambi, Senin (3/11/2025).

Ia menceritakan bahwa seminggu sebelum kejadian, Arjuna sempat menghubunginya melalui aplikasi pesan dan menyampaikan rencana untuk kembali melaut. Setelah itu, Arjuna juga menghubungi adiknya, Cahaya, di Banda Aceh, dan mengatakan bahwa ia telah berangkat melaut.

Namun, tiga hari kemudian, Kausar mendapat kabar dari Facebook bahwa seorang warga Simeulue menjadi korban pengeroyokan di Sibolga. “Dia memang sudah lama di Sibolga. Korban sendiri sebelumnya baru saja kembali dari laut setelah dua bulan lamanya. Lalu dia rencananya akan kembali berangkat pada Sabtu paginya,” ujarnya.

Biasanya, kata Kausar, Arjuna akan menemuinya terlebih dahulu jika tahu bahwa dirinya sudah kembali dari laut. “Karena dia nggak tahu kalau saya sudah pulang, sembari menunggu kapal tempat ia bekerja berangkat, Arjuna kemudian istirahat sebentar di Masjid Agung Sibolga,” ucapnya.

Menurut informasi yang diterima Kausar, peristiwa pengeroyokan terjadi sekitar pukul 02.00 WIB, Sabtu (1/11/2025) dini hari. Ia berharap para pelaku dihukum seberat-beratnya. “Kalau bisa hukuman mati. Kemarin juga kami baru kembali dari Polres setempat menanyakan kelanjutan kasus ini. Pihak polisi kini sudah menangani dan sudah dibuat laporan,” ujarnya. Informasi dari kepolisian menyebutkan bahwa lima pelaku merupakan warga sekitar.

Sudah minta izin istirahat di masjid

Kausar menjelaskan bahwa sebelum kejadian, Arjuna sempat berhenti di halaman Masjid Agung Sibolga dan membeli nasi goreng dari seorang ibu penjual. Setelah makan, Arjuna meminta izin kepada si penjual untuk beristirahat di dalam masjid. “Ibu itu kemudian bilang bisa, karena kan ini rumah Allah, kata si ibu. Korban kemudian istirahat ke dalam masjid,” ucapnya.

Tak lama setelah tertidur, seorang tukang sate yang berjualan di sekitar masjid datang dan mengusir Arjuna. Dia mengatakan bahwa tidak boleh tidur di masjid. Karena kelelahan, Arjuna tidak mengindahkan teguran tersebut.

Merasa diabaikan, tukang sate itu memanggil empat temannya dan langsung mengeroyok Arjuna. “Penyebab kematian itu akibat ada gumpalan darah akibat pukulan di belakang kepalanya. Dia juga dipukul pakai batok kelapa,” jelas Kausar.

Polisi telah mengamankan empat orang yang diduga sebagai pelaku. ZP alias A (57) dan HB alias K (46) ditangkap pada Jumat (31/10/2025) di sekitar lokasi kejadian. Sementara SS (40) ditangkap keesokan harinya saat hendak melarikan diri di Jalan Lintas Sibolga-Padang Sidempuan KM 13, Kecamatan Pandan. “Pihak kepolisian mengatakan dalam waktu dekat akan dilaksanakan konferensi pers,” pungkas Kausar.(iw)

 

Kronologi Kejadian

  • Korban berhenti di Masjid Agung Sibolga untuk istirahat
  • Sebelumnya makan nasi goreng dari penjual di halaman masjid
  • Korban sudah meminta izin kepada penjual untuk tidur di masjid
  • Seorang tukang sate kemudian mengusir korban, namun korban tidak mengindahkan
  • Tukang sate memanggil empat temannya dan langsung mengeroyok korban
  • Korban dipukul, termasuk dengan batok kelapa
  • Kejadian berlangsung sekitar pukul 02.00 WIB, Sabtu (1/11/2025) dini hari
  • Korban sudah dikebumikan di Sibolga

 

Korban Terekam CCTV Diseret Pelaku

Musafir bernama Arjuna Tamaraya dianiaya lima pelaku hingga tewas sekitar pukul 03.30 WIB, Jumat (31/10/2025). Dalam rekaman CCTV yang viral, lima pelaku terekam menganiaya musafir Arjuna Tamaraya hingga terkapar. Setelah terkapar, seorang pelaku menyeret tubuh sang musafir.

Kasat Reskrim Polres Sibolga AKP Rustam  Silaban menjelaskan, kronologi kejadian. Menurut keterangan saksi-saksi dan hasil rekaman CCTV Masjid Agung Sibolga, korban Arjuna Tamaraya awalnya berniat beristirahat di dalam masjid.  Namun, salah satu pelaku berinisial ZP Alias A (57), melarang korban untuk tidur di area tersebut. Beberapa saat kemudian, ZP Alias A melihat korban tetap beristirahat di dalam masjid tanpa izinnya.  Merasa tersinggung, ZP Alias A kemudian memanggil empat orang lainnya, termasuk pelaku berinisial HB Alias K (46) dan SS Alias J (40).

Dari hasil penyelidikan, para pelaku diduga memukuli korban di dalam masjid, lalu menyeret korban keluar dalam keadaan tak berdaya hingga kepala korban terbentur di anak tangga masjid. 

"Korban juga dipijak dan dilempar menggunakan buah kelapa oleh salah satu pelaku hingga mengalami luka parah di bagian kepala," kata Rustam.

Korban ditemukan tidak sadarkan diri oleh saksi Alwis Janasfin Pasaribu (23), seorang marbot masjid. Saat itu ia melihat kerumunan warga di area parkir melalui CCTV.  Korban kemudian dibawa ke RSUD Dr FL Tobing Sibolga untuk mendapatkan pertolongan medis. Namun, pada Sabtu (1/11/2025) pukul 05.55 WIB, korban dinyatakan meninggal dunia akibat luka berat di kepala.(tribun-medan.com)

 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved