Pemuda Aceh Tewas Dikeroyok di Sibolga

‘Dek, Abang Berangkat Ya’ Kata Terakhir Arjuna Sebelum Dikeroyok di Masjid Sibolga

Cahaya tak kuasa menahan kesedihan saat mengetahui bahwa abang kandungnya meninggal dunia akibat dikeroyok di Masjid Agung Sibolga.

|
Editor: mufti
COVER KORAN SERAMBI INDONESIA
HEADLINE KORAN SERAMBI INDONESIA EDISI RABU 20251105 

Seperti apa kronologis pengeroyokannya? 

Pengeroyokan terjadi dini hari sekitar pukul 03.00 WIB, tanggal 31 Oktober. Abang saya sedang beristirahat di Masjid Agung Sibolga. Seorang pelaku menegur dan melarang abang tidur di masjid. Karena tidak ditanggapi, pelaku merasa tersinggung dan memanggil empat orang lainnya untuk mengeroyok abang saya.

Almarhum sendiri mau ke mana sampai harus beristirahat di masjid? 

Pada Rabu (29/10/2025), abang pamit ke saya lewat telepon. Saya saat itu sedang di perpustakaan. Ia bilang, “Dek, abang berangkat ya selama tiga bulan ikut kapal viser.” Saya jawab, “Hati-hati ya bang, baik-baik di sana.” Ia juga bilang agar saya menjaga diri di Banda Aceh. Saya tanya kapan pulang, katanya mungkin sebelum puasa, sekitar bulan Januari. Itu terakhir kami teleponan.

Sebenarnya abang bilang hari Rabu itu berangkat ke laut. Tapi tidak tahu kenapa bisa ada di Masjid Agung. 

Kami tidak tahu kalau abang tidur di masjid. Ia biasanya ngekos di Sibolga, bayar per bulan. Karena rencana mau melaut, ia tidak bayar kos dan memilih istirahat di masjid, tepatnya di kawasan Gudang Tobu.

Apa ada saudara di Sibolga? 

Ada. Tapi saya rasa abang malu menumpang tidur, apalagi sudah malam. Mungkin karena sudah sering ditolong, ia merasa tidak enak. Jadi ia memilih tidur di masjid. Saat kejadian, abang dipukul di kepala dan perutnya diinjak. Saya sendiri belum sanggup menonton videonya.

Sosok Arjuna seperti apa di mata Cahaya? 

Abang saya pribadi yang baik dan tangguh. Kadang menjengkelkan karena suka gangguin adik-adiknya. Tapi ia royal kalau punya uang. Sering kirim uang jajan untuk saya, ajak jalan-jalan. Banyak yang bilang ia baik ke sekitar. Namanya saudara, kadang kami juga kelahi, tapi cepat baikan.

Saya tidak menyangka ada orang yang tega mengeroyok abang saya sampai meninggal. Padahal ia hanya menumpang istirahat di masjid. Siapa pun berhak istirahat di masjid. Bahkan untuk ke toilet pun kita kadang permisi ke masjid. Saya sangat terpukul dan tidak terima. Apakah pelaku tidak berpikir jika keluarganya diperlakukan seperti itu?

Apa harapan Anda?

Harapan saya kepada penegak hukum, agar kasus ini diselesaikan dengan tuntas. Berikan hukuman yang setimpal, dengan jujur dan sebaik-baiknya.

Ada rencana pulang ke Sibolga?

Insyaallah dalam waktu dekat. Kalau kuliah lancar dan sudah libur, kami akan pulang ke Sibolga. Mama sudah tahu abang meninggal. Bunda dan kakak yang mengabari. Mama menangis saat tahu abang sudah tiada.

Apa pesan terakhir yang ingin disampaikan? 

Semoga ini menjadi pembelajaran untuk kita semua, bukan hanya warga Sibolga. Juga bagi pelaku. Jangan menilai orang dari luarnya saja. Kalau ada masalah, bicarakan baik-baik. Kita tidak tahu apa yang sedang dialami seseorang. Bisa jadi ia butuh bantuan atau sekadar ingin menenangkan diri. Jangan semena-mena terhadap orang lain.(*)

 

 

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved