Info Subulussalam 

Wisata Susur Sungai Lae Soraya Paket Komplit Mengenal Kejayaan Peradaban Kota Subulussalam Dulu

Wisata religi, budaya dan religi dapat dimulai dengan singgah di makan Syekh Hamzah Fansuri di Kampong Oboh, Kecamatan Rundeng.

Penulis: Dede Rosadi | Editor: Nur Nihayati
SERAMBINEWS.COM/DEDE ROSADI
DAMPENG: Warga Kampong Longkib, Kecamatan Longkib, Kota Subulussam, menari dampeng saat sambut tim Ekspedisi Sungai Singkil-Soraya, Jumat (14/11/2025) 

Wisata religi, budaya dan religi dapat dimulai dengan singgah di makan Syekh Hamzah Fansuri di Kampong Oboh, Kecamatan Rundeng. 

Laporan Wartawan Serambi Indonesia Dede Rosadi I Subulussalam 

SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM - Susur sungai Lae Soraya dapat menjadi paket wisata komplit, mengenang kejayaan peradaban Kota Subulussalam, masa lampau. 

Tak perlu jauh untuk mempelajari majunya peradaban daerah aliran sungai di kota dengan motto Sada Kata, itu. 

Cukup dengan memulainya dari Rundeng hingga ke Longkib.  

Pelayaran melalui jalur sungai tersebut hanya membutuhkan waktu sekitar 2 jam menggunakan robin yaitu perahu berpenggerak mesin.

Dalam pelayanan itu, wisatawan penyuka petualangan dapat paket wisata komplit. 

Mulai dari maha karya alam berupa aliran sungai dengan lebar lebih dari 300 meter hingga wisata religi, budaya, sejarah dan kuliner. 

Wisata religi, budaya dan religi dapat dimulai dengan singgah di makan Syekh Hamzah Fansuri di Kampong Oboh, Kecamatan Rundeng. 

Di kompleks pemakaman pinggir sungai itu, wisatawan bisa membaca syair Perahu karya Syekh Hamzah Fansuri. 

Pengunjung juga bisa mengetahui kisah tanah kejujuran, biografi singkat penyair sufi dan asal usul nama Kampong Oboh, dengan menemui Abdullah Juru Kunci Makam Syekh Hamzah Fansuri.

Setelahnya lanjutkan perjalanan ke Kampong Longkib, Kecamatan Longkib.

Di kampong itu hidup raja Longkib, yang kisahnya masih detail diceritakan turun temurun oleh warga di sana. 

Longkib juga, menjadi tempat untuk merasakan kuliner warisan raja-raja daerah aliran Sungai Lae Soraya

Antara lain lompong sagu dan godekh sagu. Kuliner itu, bisa dipesan kepada warga di sana yang masih menjaga warisan para leluhurnya. 

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved