Info Subulussalam 

Wisata Susur Sungai Lae Soraya Paket Komplit Mengenal Kejayaan Peradaban Kota Subulussalam Dulu

Wisata religi, budaya dan religi dapat dimulai dengan singgah di makan Syekh Hamzah Fansuri di Kampong Oboh, Kecamatan Rundeng.

Penulis: Dede Rosadi | Editor: Nur Nihayati
SERAMBINEWS.COM/DEDE ROSADI
DAMPENG: Warga Kampong Longkib, Kecamatan Longkib, Kota Subulussam, menari dampeng saat sambut tim Ekspedisi Sungai Singkil-Soraya, Jumat (14/11/2025) 

Sambil duduk di warung pinggir sungai Soraya, pengunjung bisa melihat kaum perempuan membuat tikar pandan. 

Di Longkib, masih ada pengrajin tikar pandan. Tikar pandan pada masanya merupakan teman hidup dari lahir hingga akhir hayat. 

Zaman dahulu kaum perempuan melahirkan dengan alas tikar pandan. Begitu bayi lahir tikar pandan juga menjadi alas tempat tidur bayi.

Lantaran bahanya alami mampu menyerap panas ketika sedang musim panas. Sebaliknya mampu memberikan rasa hangat bagi bayi saat musim hujan. 

Ketika meninggal tikar pandan biasa digunakan sebagai pembungkus jenazah. Sebab teksturnya yang lembut dan ringan mudah untuk digunakan.

Asisten II Pemerintah Kota Subulussalam Jhoni Arizal, SSTP, MSi saat menutup ekspedisi sungai Singkil-Soraya, di aula Pendopo Wali Kota Subulussalam, Jumat (14/11/2025) malam mengatakan pihaknya pernah berdiskusi untuk menghidupkan kembali rute pelayaran sungai Lae Soraya-Singkil. 

Langkah itu untuk mendorong wisata sungai Lae Soraya-Singkil, yang kaya akan budaya, sejarah, kuliner dan religi. 

Hal itu dapat dilakukan melalui kolaborasi antara Pemerintah Kota Subulussalam dan Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil.

"Kami pernah diskusi menghidupkan kembali wisata sungai Subulussalam dan Singkil," kata Jhoni Arizal.(*)

 

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved