Opini
Membangkitkan "Serambi Mekkah" Menuju Indonesia Emas 2045
Cita-cita Indonesia Emas yang bertumpu pada empat pilar pembangunan SDM dan Iptek, ekonomi berkelanjutan, pemerataan pembangunan
Oleh: Prof. Dr. Apridar, S.E., M.Si, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis USK dan Ketua Dewan Pakar ICMI Orwil Aceh
DALAM peta perjalanan menuju Indonesia Emas 2045, Aceh menempati posisi yang unik dan strategis. Sebagai daerah yang memiliki otonomi khusus, kekayaan sejarah, dan sumber daya alam yang melimpah, Aceh bukan sekadar penonton, melainkan salah satu aktor kunci yang akan menentukan suksesnya visi nasional tersebut.
Cita-cita Indonesia Emas yang bertumpu pada empat pilar pembangunan SDM dan Iptek, ekonomi berkelanjutan, pemerataan pembangunan, dan penguatan ketahanan nasional, harus diterjemahkan ke dalam aksi nyata yang kontekstual dengan kondisi dan potensi Aceh.
Saatnya kita bertanya: sudah sejauh mana Aceh mempersiapkan diri, dan langkah strategis apa yang harus diambil untuk memastikan "Tanah Rencong" benar-benar berkontribusi dan menikmati masa depan yang gemilang?
Bonus Demografi: Anugerah atau Musibah yang Tertunda?
Aceh sedang menghadapi jendela peluang sekaligus tantangan yang disebut bonus demografi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh, pada tahun 2023, sekitar 60 persen dari total penduduk Aceh yang berjumlah sekitar 5,5 juta jiwa berada dalam usia produktif (15-64 tahun). Angka ini diperkirakan akan mencapai puncaknya dalam satu dekade mendatang.
Namun, anugerah ini berisiko menjadi bencana jika tidak dikelola dengan baik. Tantangan terbesarnya adalah menciptakan lapangan kerja yang berkualitas dan menyiapkan SDM yang kompeten.
Data Februari 2024 menunjukkan bahwa Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Aceh masih berada di angka 6,72 % , lebih tinggi dari rata-rata nasional yang sekitar 5,32 % . Lebih memprihatinkan lagi, pengangguran terbesar disumbang oleh lulusan SMA dan SMK sebesar 9,14 % , diikuti lulusan Diploma dan Universitas sebesar 7,09 % .
Baca juga: Aceh dan Amanah Indonesia Emas 2045
Ini adalah sinyal alarm yang keras. Ribuan lulusan baru setiap tahunnya berpotensi menjadi pengangguran terdidik jika ekonomi tidak bergerak cepat menciptakan kesempatan.
Untuk menyongsong Indonesia Emas 2045, Aceh harus melakukan lompatan besar dalam pembangunan SDM. Langkahnya antara lain:
Pertama Penyelarasan Kurikulum Pendidikan: Kurikulum di sekolah menengah dan perguruan tinggi harus selaras dengan kebutuhan industri, baik lokal maupun nasional. Penekanan pada keterampilan digital, kewirausahaan, dan bahasa asing menjadi keharusan.
Kedua Revolusi Pelatihan Vokasi: Peningkatan kualitas dan kuantitas Balai Latihan Kerja (BLK) dengan pelatihan yang berbasis pada potensi unggulan Aceh, seperti teknik kelautan, agribisnis organik, dan pariwisata halal.
Ketiga Mendorong Jiwa Wirausaha: Mindset pencari kerja harus diubah menjadi pencipta kerja. Pemerintah perlu mempermudah akses permodalan, pendampingan, dan pasar bagi startup dan UMKM muda Aceh.
Ekonomi Berkelanjutan: Melampaui Ketergantungan pada Sumber Daya Alam
Selama ini, perekonomian Aceh masih bertumpu pada sektor migas dan sumber daya alam yang tidak terbarukan. Meski memberikan kontribusi signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD), ketergantungan ini berisiko tinggi dalam jangka panjang. Menuju 2045, Aceh harus beralih ke ekonomi yang lebih berkelanjutan dan berdaya saing dengan memanfaatkan potensi unggulannya.
Pertama Pariwisata Berbasis Budaya dan Alam: Aceh memiliki keindahan alam dan warisan budaya yang tak ternilai. Dari Pantai Lhoknga yang memesona, kekayaan bawah laut Pulau Weh, hingga situs sejarah Islam seperti Masjid Baiturrahman.
Data Dinas Pariwisata Aceh mencatat kunjungan wisatawan pada 2023 mencapai sekitar 1,5 juta orang. Angka ini masih sangat bisa ditingkatkan dengan pembenahan infrastruktur, peningkatan kualitas pelayanan, dan promosi yang masif dengan narasi "Aceh yang Damai dan Ramah".
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/aceh/foto/bank/originals/uniki-080624-b.jpg)